gara-gara perhatian yg lebih dari mertua

Banyak yang bilang bahwa kalau
kita habis makan sesuatu yang
berminyak
lalu tangan kita diusapkan ke
tungkai kaki kita maka kita akan
disayang mertua.
Aku sering melakukannya, tapi
aku nggak yakin kalau hal itu
benar,
sampai suatu hari aku benar-
benar membuktikannya.
Aku dan istriku hidup terpisah
dari mertua, tapi tak jauh, masih
satu
kota. Karena berdua bekerja,
anakku tiap hari kutitipkan pada
mertua
atau neneknya anakku. Pagi
kuantar ke sekolah, siang
dijemput neneknya
dan sorenya sepulang dari kerja
aku jemput anakku dan kubawa
pulang.
Untuk anakku memang
mertuaku adalah neneknya, tapi
jangan berfikir
mertuaku sudah nenek-nenek.
Dia masih cling diusianya yang
memasuki
50-an. Dia sudah janda ditinggal
mati.
Ceritanya begini. Hari itu setelah
nganterin anakku ke sekolah
pagi,
aku sempatkan mampir ke
rumah mertua mau ngasihin
uang sekolah dan uang
jajan anakku seperti biasanya
setiap awal bulan. Hari itu
suasana rumah
sepi, adik-adik iparku sudah
pada pergi kerja dan kuliah. Jadi
hanya
mertuaku, atau biasa kupanggil
Mamih, di rumah. Kuketuk pintu
nggak ada
yang nyahut, tapi waktu pintu
kudorong, tak terkunci jadi aku
langsung
masuk. Karena saking kebelet
kencing, aku langsung menuju
kamar mandi.
Kudorong pintu, terbuka dan
tanpa tengok kiri kanan
langsung
soooooorrrr, enak tenan. Ya
karena kupikir nggak ada orang
dirumah, aku
sudah buka celanaku sebelum
masuk kamar mandi. Eee a laaa
begitu aku
balik kanan mau cuci kontolku
yang sudah nogong dari tadi
nahan
kencing, di depan ku berdiri si
Mamih telanjang hanya dililit
handuk
sebatas dada. Membelalak
matanya menatap kontolku,
sementara akupun
terbelalak menatap bodinya
yang meski sudah umur tapi
maih mulus,
putih. Payudaranya yang seperti
dua buah pepaya
menggelantung,
menyembul tak kuasa tertutup
handuk kami berdua terpana,
tak bergerak,
hanya kontolku yang
mengacung berkejut-kejut
antara mau layu sehabis
kencing dan mau tetap tegar
merespon mataku yang tak
berkedip menatap
susu yang besar menggelayut.
Susu yang besar memang selalu
jadi
idamanku, karena susu istriku
kecil sekepal tanganku.
Entah siapa yang memulai, tiba-
tiba aku sudah mengelus
bundaran di dada
yang kenyal itu, sementara
kontolku juga terasa dielus-elus
lembuuuuutt
sekali. Aku pejamkan mataku
merasakan elusan itu sambil
merasakan pula
kenyalnya daging birahi.
Kuplintir putingnya yang kanan
dengan tangan
kiriku sementara tangan
kananku meremas-remas buah
yang kiri. Kudengar
dia melenguh membuang
nafasnya yang kurasakan
hangat dimukaku. Lalu
kurasakan bibirnya menyentuh
bibirku, mendesakkan lidahnya
yang
kusambut dengan membuka
mulutku. Lidahnya liar
menggapai-gapai atap
mulutku, mengusap-usap
pangkal lidahku,
niiiikkkkkkmmmaaatt banget.
Belum pernah aku berciuman
seperti itu seumur-umur. Aku
coba imbangi
dengan ikut memainkan lidahku,
ternyata lebih nikmat lagi. Pelan-
pelan
dia tarik kontolku, rupanya dia
mengajakku beranjak dari
kamar mandi.
Dibimbingnya tongkatku laksana
seorang buta dituntun dengan
menggandeng
tongkatnya. Dia terus
menciumku tanpa melepasnya
sembari jalan menuju
kamarnya yang tak begitu jauh.
Sesampai di sana direbahkannya
aku,
telentang dan dia di atasku. Kini
tak sehelai benangpun
menutupi
tubuhnya, sementara aku masih
mengenakan baju dan celana
dalam yang
sudah mlorot ke paha. Tangan
kirinya tak lepas dari kontolku,
mengurut-urutnya sampai-
sampai aku merasakan hampir
bobol pertahanku,
karena merasakan sesuatu yang
lain dari biasanya. Tangan
kanannya mulai
membuka kancing-kancing
bajuku, sambil mulutnya terus
bertengger di
mulutku, berperang lidah.
Terbuka sudah seluruh tubuhku
kecuali
cancutku yang kini tengah
diplorotin. Dia turun ke arah
selangkanganku,
membelai-belai kontolku yang
kian menegang, terlihat
mengkilat helemnya
dengan setitik cairan bening di
lubangnya.
Tak kusangka, dia mau meloco
kemaluanku. Dijilati bagian
bawah batangku
benar2 enak, sementara
tangannya tak henti-hentinya
mengusap-usap
lembut buah pelirku yang penuh
jembut lebat. Dan,
“aaaaaakkkkkhhhh,
Miiiiiiihhhh” hanya itu yang bisa
kulenguhkan. Kini
dimasukkannya
batangku seluruhnya. Entah
sedalam apa mulutnya kok bisa
menampung
batang kontolku yang lebih dari
12 cm. Istriku kadang suka
mengeluh
sakit kalau buru-buru
kumasukkan basokaku ke
memeknya yang baru mulai
basah. Dia bilang basokaku
gedhe banget. Temenku juga
pernah bilang
begitu waktu kita mandi sama-
sama sehabis berenang: “Ris,
kontolmu gede
amat sih”. Memang kontolku
unik, sebenarnya yang gede
hanya kepalanya,
garis tengahnya sebesar pantat
gelas plastik Aqua, tapi
batangnya ke
pangkal mengecil sampai
sebesar pipa pralon ukuran ?.
Dilumati terus dengan berbagai
teknik yang sulit digambarkan,
aku nggak
tahan juga. Kujambaki rambut si
Mamih sambil melenguh, “Miiiih,
akkkkuuu mmmmaaaauuuu
kelllllluaarrrrr”. “Keluarin
ajahhhh, biar ku
telllleeenn.” Hiiiii, apa nggak jijik
mmmmmiiiiihhh” “Nggggaaaaa,
buat awet mudaaaaa,
pittttttaaaaammmmiiinnn.
Sambil melenguh keras
kusemburkan air mani yang
sudah mendesak-desak dari
tadi, beberapa kali
semburan. Lima-enam kali
semprotan maniku semua
nyembur di dalam mulut
Mamih, tak setetespun keluar.
Kudengar suara menelan,
“Glleeecck
glllekk”. Lalu terus dijilati kepala
kontolku sampai bersih dan
mengkilat lagi. Gellii banget,
kalau habis keluar dipegang
apalagi
dijilati. “Eeeeeeuuuuuhhhhh”
Akupun menggelosor kecapaian.
Plong banget
rasanya dada ini setelah hampir
setengah jam dipacu. Lama juga
permainannya. Kupikir usai
sudah permainan, eeeh nggak
tahunya dia
nggak juga nglepasin kontolku.
Terus saja dijilati, diloco,
dikocok-kocok, sambil dia
membalikkan tubuhnya.
Diarahkannya pantatnya
ke arahku, dia masih di atasku
jadi sekarang wajahku tepat di
bawah
memeknya. Seumur-umur pula
aku belum pernah menjilat
memek, tapi entah
kenapa saat itu dengan serta
merta kupegang pantatnya yang
ternyata
masih padat, kuturunkan sedikit
sehingga memeknya dapat
kuraih dengan
mulut dan lidahku. Kujilati bibir
memeknya, kucucrup itilnya
yang cukup
besar yang sembunyi dibalik
selaput tertutup jembut yang tak
begitu
tebal. Kumakan memeknya
sebisaku, kupraktekkan hasil
dari nonton BF
selama ini. Dan ternyata,
kurasakan memeknya
membanjir meleleh ke ujung
hidungku. Baunya asem-asem
sedep. Ini barangkali yang kata
temen-temen,
bau comberan rasa duren. Aneh
juga seih, kenapa bau yang
mestinya nggak
sedep ini kok tercium sedep
juga, bahkan kini aku semakin
geram
mencucrupi memeknya.
Kutusuk-tusukkan lidahku ke
lubang memeknya yang
makin berlendir. Aku sudah tak
mikirin lagi kontolku lagi diapain
karena saking asiknya bermain
dengan memeknya yang makin
lama makin
mengasyikkan. Tiba-tiba,
kurasakan asin memuncrat ke
lidahku dan
kudengar dia mengerang
seperti kesakitan: “Riiiiiiiisssss,
akkkkkkuuuuuuu???.” Dan
hhheeeeggg memek dan
pantatnya yang besar
menjatuhi mukaku, menutupi
seluruh wajahku membuatku
nggak bisa
bernafas. Ku dorong ke
samping, lantas dia menggeser
badannya dan
berbalik, lalu menciumiku
sertubi-tubi. “Riiissss,
eennnakkkk sekalli,
udah lama Mamih nggak
ngerasain yang begini.” Iya
Mihh, aku juga baru
kali ini ngrasain enaknya diloco,
mau nggak Mamiih ngloco lagi
lain
kali” “Mau dong. Kamu mau
nggak ngrasain sesuatu yang
belum pernah kamu
rasakan selama ngewe” ” Apa
itu Miih?” “Ayo lah, masukin
kontolmu ke
memekku, kamu pasti ketagihan
nanti.”
Dan permainan pun belum juga
usai. Dia telentang
mengangkangkan
kakinya. Kulihat lubang
memeknya yang basah kuyup,
dilap dengan celana
dalamku, dan kini agak kering
lembab. Dituntunnya kontolku
memasuki gua
gelap nan lembab. Bllleeeeeesss,
nggak ada kesulitan karena
sudah
berlendir, dan rudalku juga
sudah mulai ngaceng lagi
setelah diloco
bermenit-menit. Aku memang
merasakan sesuatu yang lain.
Memeknya terasa
bergerigi, seperti ada jonjot-
jonjot di dinding-dindingnya.
Memek
istriku nggak seperti ini rasanya.
Aku bener-bener nggak tahan.
Daripada nyembur sebelum
waktunya, lebih baik kutahan
saja, jadi
kubiarkan kontolku diam dijepit
memeknya yang masih tetap
kencang meski
sudah melahirkan enam kali.
“Miiiih, akkuu nggakkk tahaann.
Memek Mamih
ennnakkk baangeett. Kayaa ada
pasirnyaaa” Dia tersenyum
penuh arti
“Riiiisss, ittu belum seberapa.
Kamu diaaamm saajaa, biiar
kugoyang
yyaahhh”. Benar saja, kontolku
yang ? tegang dikilir kiri kanan
ke atas
ke bawah. Benar2 profesional.
Terkadang kurasakan kontolku
seperti
ditolak, didorong keluar, tapi
belum sempat keluar gua,
kurasakan
kepalanya disedot, keras sekali.
Meskipun aku diam saja, tapi
kontolku
serasa disedot, ditiup, diplintir,
ngilu-ngilu enaaaakkk sekali.
Aku
tak tahan, kugenjot juga
akhirnya, pelan-pelan kutarik,
kubenamkan lagi
maju mundur. Dan sensasi yang
kurasakan semakin tak
terlukiskan
manakala kutarik keluar, tapi
dari dalam memeknya kontolku
disedotnya
habis-habisan. Entah gimana
caranya dia punya memek bisa
seperti
mengulum-ngulum batang dan
kepala kontolku. Inikah yang
disebut empot
ayam?
Makin lama kupompa, rupanya
diapun sedang menikmati
pompaanku, buktinya
kulihat wajahnya merah
meranum dan matanya
meredup-redup. Lalu
tiba-tiba dia goyangkan
pantatnya keras-keras kiri-
kanan-kiri-kanan,
diangkat tinggi-tinggi sambil
melenguh “Riiiisssss, tekeeeen
yaaaaaang
kerrrraaaasssss?.. aaakkuuu
mmmaaaauuuu
keeelluuuaaaar?.. ayyyoooo
kkaaaamu jugaaaa
barreeeennng biiiiaarrr
taaaahhhuuu apppaaa
yaaanggg
mmmmaaaaammmiiih
bilaaaanng taaaadddddiiiiii”.
Kutekankan keras-keras
rudalku, daleeeeem sekali,
sambil kupegang pantatnya,
dua-duanya
kuratik mendekat ke pangkal
kontolku. Serasa kontolku
amblas masuk
memeknya sampai sa peler-
pelernya, daannnn
“Miiiiiihhhhhh akkkkku
kelllluaaarrrrrrrr” “Akkkuuuuuu
juggggaaaa” ?.. sesaat
kurasakan
dinding2 memeknya berdenyut-
denyut keras sekali tapi
berirama, dan pada
saat itu pula aku semburkan isi
pelirnya. Serasa diperas-peras
sampai
pol-polan nggak tersisa
sedikitpun di dalam tandonnya.
Sementara
semprotan maniku sudah
selesai, kontolku masih
merasakan
denyutan-denyutan memeknya.
Hebat benar Mamihku ini. Sudah
keluar juga
masih mendenyut atau mungkin
keluarnya panjang karena
bersamaan dengan
itu lalu kurasakan semburan
hangat ke kepala kontolku yang
masih
tertanam dalam sekali di gua
birahinya.
“uuuuuuuuhhhhhhhhhhhhh
eeehhhhh, uuuuhhhhh” hanya
itu suara yang keluar dari
mulutnya. Matanya
memejam, tapi kedua tangannya
masih mencengkeram pantatku
seolah-olah
aku nggak boleh
mengangkatnya. Lalu kami
berduapun terdiam sejenak.
Diciuminya mukaku, dijilati pipi
dan telingaku, turun ke dagu,
leher
dan putting susuku kiri kanan.
Ooooohh nikmatnya. Baru kali
ini aku merasa
bener-bener puas kontolku.
Sebuah pengalaman baru.
Ternyata makin tua,
perempuan bukan makin tak
enak seperti yang selama ini
terpatri di
benakku dan mungkin juga
benak setiap lelaki, sehingga
khayalannya
hanya ingin mencari dan ngewe
sama perempuan2 muda dan
anak-anak ABG.
Terbukti kini bahwa
pengalaman adalah segala-
galanya. Meski mungkin
memek sudah kendor, longgar
tapi teknik makin canggih, jadi
rasanya
lebih gurih.
Kuciumi pula wajahnya, bibirnya,
dagunya, lehernya dan akhirnya
putting
susunya. “Miiiihhh, gimana sih
rasanya dijepit pakai susu”
“Besok
datang lagi yaa, ntar Mamih jepit
rudalmu. Pantesan si Ita (istriku)
lengket banget sama kamu,
rupanya kontolmu istimewa.
Bagi-bagi terus
sama Mamih ya biar Mamih
panjang umur, makin sayang
sama kamu, sama
anakmu. Nanti Mamih sediain
jamu biar kamu tetep seger,
tambah kuat.
Malem buat Ita, pagi buat
Mamiih yaah” Tingkahnya
macam ABG lagi
pacaran saja, menggeleyot
menuntunku ke kamar mandi.
Akupun dimandiin.
“Miiih, nanti si Ita dikasih
resepnya, biar kelak tuanya
kayak Mamih,
jadi awet muda terus. Tapi akan
aku awasi habis-habisan,
jangan-jangan
mantuku yang ngrasain” “Hussh,
nggak boleh, cukup Mamih saja”
Sampai saat ini hubungan ini
terus berlanjut, dan kehidupan
rumah tanggaku semakin
bahagia.

2 komentar: