wanita hamil

Awal cerita saya dimulai saat
saya menghadiri sebuah acara
pemberian penghargaan, di
sana saya datang bersama
teman saya, sebut saja Hamdan.
Saya diperkenalkan oleh teman
saya kepada salah satu tamu
yang hadir di acara tersebut,
dan ternyata setelah dipertegas,
nama tamu tersebut adalah DB.
Yang belakangan saya ketahui
dia adalah salah satu artis
Indonesia. Singkat cerita, malam
itu berlalu begitu saja.
Seminggu setelah perkenalan
tersebut, saya ditawari untuk
menggarap proyek perayaan
Hari Ulang Tahun oleh teman
yang mengenalkan saya dengan
DB, memang bidang saya adalah
entertaiment.Teman saya yang
mengenalkan saya namanya
Shebi. Singkat kata, saya terima
proyek yang diberikan oleh
Shebi. Dan ternyata yang punya
kerjaan itu adalah DB, untuk
perayaan ulang tahunnya yang
ke 34.
Saya pun dipertemukan oleh
Shebi dengan DB di rumah DB
yang terlihat cukup megah. Saya
dan Shebi menunggu DB yang
sedang mandi di ruang
keluarga. Di sana saya ngobrol
cukup banyak dengan Shebi
(yang perlu pembaca ketahui,
Shebi sedang hamil 7 bulan).
Obrolan berlangsung santai dan
sampai menyerempet ke
masalah kehidupan seks Shebi,
ternyata Shebi yang memiliki
tinggi 170 cm, ukuran BH 38,
dan m size ini memiliki libido
seks yang cukup tinggi. Shebi
pun mulai merapatkan posisi
duduknya mendekati saya
(karena kami duduk di atas sofa
yang sama/sofa panjang).
“Dra.. coba kamu pegang
perutku, sepertinya jabang
bayiku ini ingin berkenalan
denganmu deh..!” kata Shebi.
“Ah kamu bisa saja Sheb..!” kata
saya yang belum tahu arti sinyal
dari Shebi itu.
“Kalau nggak percaya, coba saja
kamu pegang perutku ini..!” ujar
Shebi yang kali ini memaksa
tangan saya untuk memegang
perutnya yang sudah terlihat
buncit.
Dan benar, sepertinya ada yang
bergerak-gerak dari dalam
perutnya.
“Dra.. kamu pernah ngerasain
begituan dengan orang hamil..?”
ujar Shebi yang membuat saya
kaget.
“Mmm.. mm, belum tuh
Sheb..”"Memangnya enak apa
rasanya..?” tanya saya
keheranan.
“Wah endang loh rasanya..”
“Itu kuketahui dari suami dan
brondong-brondongku..” ujar
Shebi yang membuat saya
tersentak tambah kaget.
“Mmm.. begitu..” kata saya agak
sedikit sok tenang, meskipun
tegangan tubuh sudah agak
naik.
“Kok jawabannya cuma segitu,
apa kamu nggak mau
nyobain..?” ucap Shebi yang
sedikit kesal karena tanggapan
saya hanya sebatas itu, sedang
posisi kami sudah semakin
dekat.
Shebi menarik sedikit ke atas
long dress yang dikenakannya,
dan terlihat paha mulus yang
sedikit memperlihatkan
timbunan lemak di sisi-sisinya
dan sedikit CD hitam. Saya pun
terdiam sejenak, lalu saya
pegang kepala dan menatapnya
serta meyakinkannya.
“Sheb.., bukannya aku tidak
ingin mencoba tawaran yang
spektakuler ini, tetapi kamu
harus lihat kita ini dimana..?
Tetapi bila kamu tawari aku di
posisi yang tepat, tentulah aku
tak akan menolak..!” kata saya
mencoba menenangkan
suasana yang semakin panas itu.
Saya sadar bahwa kami datang
ke tempatnya DB dalam rangka
suatu kerjaan, dan aku termasuk
orang yang menjunjung tinggi
profesionalisme.
“Aku tau apa yang kamu
khawatirkan Dra..” balas Shebi
sambil menutup bibir saya
dengan jari telunjuknya.
“Kau harus tau bahwa DB itu
penganut seks bebas, dan tentu
doi tak akan marah kalau kita
bercinta di sini, dan lagi pula di
sini tidak ada orang lain selain
DB..” kata Shebi mencoba
meyakinkan saya sambil
perlahan mengangkat kaos yang
saya pakai ke atas, dan jarinya
bermain di atas puting saya
sambil memainkan lidahnya
sendiri membasahi bibirnya
yang sudah basah.
Mendengar perkataannya yang
meyakinkan dan juga ditambah
dengan perlakuannya yang
mencoba merangsang birahi
saya, saya semakin yakin akan
situasi yang ada. Saya pun mulai
berani untuk meraba dada Shebi
yang besar tanpa membuka
pakaian yang melekat di
tubuhnya. Shebi pun bertambah
liar dengan menyusupkan
tangannya mencari batang
kemaluan saya yang sudah
menegang sejak tadi. Sambil
memilin putingnya tanpa
membuka pakaiannya, tangan
kiri saya pun bergerak ke bawah
sambil membiarkan tangan
kanan saya untuk tetap berada
di atas dan Shebi pun
mendesah.
Sampai di tempat yang saya tuju,
tangan kiri saya pun meraba
dari luar CD Shebi, dan terasa
ada yang basah dan lengket di
sana. Lalu bibir kami pun saling
mendekat dan terjadi perciuman
yang cukup lama. Kami pun
terlihat sudah semakin
berkeringat. Kemudian tangan
yang berada di daerah sensitif
Shebi pun sepertinya mulai aktif
melorotkan CD hitam Shebi, dan
saya merasakan sentuhan bulu-
bulu lebat yang sepertinya
tertata rapih. Shebi pun telah
sukses mengeluarkan senjata
kemaluan saya dan mengocok-
ngocoknya perlahan. Saya yang
merasa penasaran ingin melihat
kemaluan orang hamil, lalu
menghentikan ciuman kami dan
turun ke arah kemaluan Shebi
yang duduk di sofa. Ternyata
tebakan saya benar, liang
kemaluan Shebi yang lebat
ternyata benar-benar tertata
rapih. Saya pun mulai tergiur
untuk merasakan bibir
kewanitaan itu dengan mulai
mejilatinya secara lembut.
“Achh.., achh.. kamu pintar Dra..!
Truuss.. Draa..!” Shebi pun
terlihat sudah tidak dapat
mengontrol ucapan dan
intensitas suaranya.
Shebi meluruskan tubuhnya di
atas sofa sambil mengocok
senjata kemaluan saya.
Mendapat perlawanan yang
demikian nafsunya, saya pun
merubah posisi menjadi 69. Saya
di bawah dan Shebi di atas.
Ternyata benar kata orang,
kemaluan orang yang sedang
hamil itu gurih rasanya.
15 menit berlalu dalam posisi
69.
“Dra.. please..! Masukin sekarang
Say..!” pinta Shebi yang sudah
tidak kuasa lagi menahan
gejolak nafsunya.
Mendengar itu saya tidak
langsung menuruti, tetapi saya
tetap saja mengigit, menjilat,
meludahi liang kewanitaannya,
terutama klitoris-nya yang sudah
mengkilap karena basah.
“Dra.., kamu jahat..!” teriak Shebi
diikuti dengan melelehnya air
kemaluan Shebi yang cukup
banyak dari liang senggama
Shebi, yang menandakan Shebi
sudah mencapai orgasmenya.
Saya jilat habis cairan kental
yang keluar itu sampai tidak
tersisa. Senjata kejantanan saya
yang terhenti bergerak itu
dikulum oleh Shebi. Karena
orgasmenya, Shebi mengulum
kemaluan saya hingga menjadi
merah. Lalu dengan bantuan
tangan, saya masukkan kembali
senjata saya itu ke dalam mulut
Shebi sambil menaik-turunkan di
dalam mulutnya.
“Aawww..!” saya berteriak
karena batang kemaluan saya
tergigit Shebi, “Kamu nakal ya..?”
kata saya sambil menarik batang
kejantanan saya dari mulutnya,
lalu mengarahkannya ke vagina
Shebi.
Saya tidak langsung
memasukkannya, tetapi
memainkannya terlebih dulu di
bibir vaginanya sampai Shebi
sendiri yang memajukan
pantatnya agar batang
kemaluan saya dapat langsung
masuk, tetapi tetap saja saya
tahan agar tidak masuk.
“Dra.., kamu jahat..!” ujar Shebi
kesal.
“Habis kamu duluan yang
mulai..!” jawab saya.
Tanpa kami sadari, ternyata
pertempuran kami dari tadi
sudah ada yang mengawasi,
yaitu DB yang entah dari kapan
dia sudah ada di dekat kami
dengan mengunakan daster
tanpa BH. Pemandangan itu
kami ketahui karena daster DB
sudah ada di bawah kakinya.
Karena saya merasa sudah tidak
tahan, akhirnya saya mulai
memasukkan penis saya
perlahan tapi pasti ke liang
senggama Shebi. Memang
awalnya sulit, tetapi karena
Shebi minta untuk terus dipaksa,
ya akhirnya masuk juga.
“Achh.. achh..!” teriak Shebi
dengan wajah memerah entah
karena nafsu atau karena sakit.
Ternyata liang kemaluan orang
yang sedang hamil itu lebih
hangat dibandingkan kemaluan
wanita normal. Karena sempit
dan hangatnya liang senggama
Shebi, membuat saya tidak dapat
bertahan lama, meskipun
goyangan Shebi tidak terlalu
“hot”, tetapi tetap saja rasanya
lebih asyik dari liang kemaluan
wanita yang tidak hamil.
“Sheb.. aku mau keluar..!” kata
saya ditengah-tengah nikmatnya
persetubuhan kami.
“Aku.. keluarkan di mana Say..?”
tanya saya menambahkan.
“Terserah kau saja Dra..!” jawab
Shebi yang ternyata juga sudah
orgasme kembali.
Akhirnya karena lebih enak, saya
keluarkan cairan panas itu di
dalam vaginanya, “Cret.. cret..
cret..!” mungkin sampai tujuh
kali air mani saya tersembur di
dalam liang senggama Shebi.
“Ohh.., ternyata kalian di sini
sudah nyolong start ya..?” ujar
DB yang membuka pembicaraan.
“Abis kita udah nggak tahan
Mba..!” jawab Shebi.
“Trus gimana proyek ultah-ku..?”
tanya DB sambil memakai
dasternya kembali yang tadi
dilepaskan ke bawah, karena DB
dari tadi menyaksikan
pergulatan kami sambil
bermasturbasi.
“Kalau masalah itu tenang, di
sini sudah ada ahlinya, tinggal
kucuran dananya saja,
konsepnya sudah Indra susun
kok..!” jawab Shebi sambil
menahan saya untuk
mengeluarkan penis saya dari
liang senggamanya.
“Ooo.., ok aku percaya..” kata DB,
“Tapi biar Indra istirahat dong..!
Masa kamu monopoli sendiri itu
batang..!” jawab DB sambil
mengambil wine yang ada di
mini bar, lalu duduk di sana,
memperhatikan kami yang
akhirnya mengambil pakaian
kami masing-masing.
“Dra.., kamu besok bisa ambil
dananya di sini..” kata DB.
“Lo nggak mau nyobain
punyanya Indra..?” celetuk Shebi,
“Ntar nyesel..?” tambahnya.
“Jangan sekarang deh, abis
tanggung, sebentar lagi Bapak
mau jemput gue..” jawab DB.
“Ooo..” jawab Shebi yang
sepertinya mengetahui bahwa
DB kalau main itu tidak cukup
kalau hanya 3 atau 4 ronde saja.
“Ya sudah, kami pamit dulu deh
kalau gitu, biar besok si Indra
saja yang datang ke sini
sendiri..” kata Shebi.
Saya yang dari tadi diam saja
hanya manggut tanda setuju
untuk datang lagi esok.
“Tapi besok kamu datangnya
malam saja ya..!” pinta DB.
“Ooo.., sekalian kamu cobain
ya..?” pancing Shebi sambil
tersenyum.
“Apa kamu mau ikutan Sheb..?”
tanya DB.
“Nggak ah, abis main sama lo
harus lama, gue takut
kandungan gue bermasalah
lagi.”"Kalau dokter gue bilang
nggak apa-apa sich gue ok aja,
tapi kalau kebanyakan digenjot
nanti bocor lagi..!” kata Shebi
sambil tertawa.
“Ya udah ngga pa-pa, tapi kamu
pasti datang kan Dra..?” tanya
DB.
“Ya..” jawab saya singkat.
“Ya sudah kita cabut ya..?” ujar
Shebi ke DB.
“Ya, ok lah..”
“Bye, Dra jangan lupa ya atau
kontrak kita batal nich..!” sambil
mencubit dagu saya.
Begitulah kisah saya dengan
Shebi, pembaca tunggu saja
kisah saya dengan DB, artis ibu
kota yang terkenal sampai
sekarang masih singgle di edisi
selanjutnya. Terima kasih atas
perhatian rekan pembaca
sekalian.

antara mama dan aku

Ayahku sudah sekitar 3 tahun
meninggal dunia, meninggalkan
ibu dan anak-anak, aku dan
adikku Charles yang masih kecil.
Kini Charles sudah duduk di kelas
8 SD sedang aku sudah tamat
SMU, mulai kuliah di Akademi
Pariwisata dan Perhotelan. Meski
mendapat dana pensiun tetapi
amat kecil jumlahnya. Maklum,
ayahku hanya pegawai kecil di
Pemda KMS. Untuk menyambung
hidup dan membiayai sekolahku
dan Charles, ibuku terpaksa
membuka toko jamu di samping
rumah. Lumayan, sebab selain
jualan jamu ibu juga menjual
rokok, permen, alat-alat tulis,
pakaian anak-anak dan
sebagainya. Tentu saja, aku
membantu ibu dengan sekuat
tenaga. Siapa lagi yang bisa
membantu beliau selain aku?
Charles masih terlalu kecil untuk
bisa membantu dan mengerti
tentang kesulitan hidup. Meski
usia ibu sudah berkepala empat
tetapi masih cantik dan bentuk
tubuhnya masih bahenol dan
menarik. Maklum ibu memang
suka memelihara tubuhnya
dengan jamu Jawa. Selain itu,
sejak muda ibu memang cantik.
Ibuku blasteran, ayahnya belanda
dan Ibu Sunda. Ayahku sendiri
dari suku Ambon tetapi kelahiran
Banyumas. Ia lebih Jawa
ketimbang Ambon, meski
namanya Ambon. Selama hidup
sampai meninggal ayah bahkan
belum pernah melihat Ambon.
Ayah meninggal karena
kecelakaan bus ketika bertugas
di Jakarta. Bus yang
ditumpanginya ngebut dan
nabrak truk tangki yang memuat
bahan bakar bensin. Truk dan
bus sama-sama terbakar dan tak
ada seorang penumpangpun
yang selamat termasuk ayahku.
Sejak itu, ibuku menjanda sampai
tiga tahun lamanya. Baru setahun
yang lalu diam-diam ibu pacaran
dengan duda tanpa anak, teman
sekantor ayahku dulu. Namanya
Sutoyo, usianya sama dengan
ibuku, 42 tahun. Sebenarnya aku
sudah curiga, sebab Pak Toyo
(aku memanggil-nya "Pak"
karena teman ayahku) yang
rumahnya jauh sering datang
minum jamu dan ngobrol
dengan ibuku. Lama-lama
mereka jadi akrab dan lebih
banyak ngobrolnya daripada
minum jamu. Kecurigaanku
terbukti ketika pada suatu hari.
ibu memanggilku dan diajaknya
bicara secara khusus.
"Begini Cyn", kata ibu waktu itu.
"Ayahmu kan sudah tiga tahun
meninggalkan kita, sehingga ibu
sudah cukup lama menjanda."
Aku langsung bisa menebak apa
yang akan dikatakan ibu
selanjutnya. Aku sudah cukup
dewasa untuk mengetahui
betapa sepinya ibu ditinggal
ayah. Ibu masih muda dan cantik,
tentunya ia butuh seseorang
untuk mendampinginya,
melanjutkan kehidupan. Aku
sadar sebab aku juga wanita
meski belum pernah menikah.
"Ibu tak bisa terus menerus
hidup sendiri. Ibu butuh
seseorang untuk mendampingi
ibu dan merawat kalian berdua,
kamu dan adikmu masih butuh
perlindungan, masih butuh kasih
sayang dan tentu saja butuh
biaya untuk melanjutkan studi,
kalian demi ibu sudi menikah
kembali dengan Pak Toyo
dengan harapan masa depan
kalian lebih terjamin.
Kamu mengerti?" begitu kata ibu.
"Ibu mau menikah dengan Pak
Toyo?" aku langsung saja
memotongnya.
"Tidak apa-apa kok Bu, Pak Toyo
kan orang baik, duda lagi.
Apalagi dia kan bekas teman
ayah dulu!".
"Rupanya kamu sudah cukup
dewasa untuk bisa membaca
segala sesuatu yang terjadi
sekelilingmu, Cyn", ibu
tersenyum. "Kamu benar-benar
mirip ayahmu."
Tak berapa lama kemudian ibu
menikah dengan Pak Toyo
dengan sangat sederhana dan
hanya dihadiri oleh kerabat
dekat. Sesudah itu ibu diboyong
ke rumah Pak Toyo, dan rumah
kami, kios dan segala isinya
menjadi tanggung jawabku. Ibu
datang pagi hari setelah kios aku
buka dan pulang sore hari
dijemput Pak Toyo sepulangnya
dari kantor.
Kehidupan kami bahagia dan
biasa-biasa saja sampai pada
suatu hari, sekitar empat bulan
setelah ibu menikah, suatu
tragedi di rumah tangga terjadi
tanpa setahu ibuku. Aku
memang sengaja diam dan tidak
membicarakan peristiwa itu
kepada ibuku, aku tidak ingin
melukai perasaannya. Aku terlalu
sayang pada ibu dan biarlah
kutanggung sendiri.
Kejadian itu bermula ketika aku
sedang berada di rumah ibuku
(rumah Pak Toyo) mengambil
beberapa barang dagangan atas
suruhan ibu. Hal tersebut biasa
kulakukan apabila aku sedang
tidak kuliah. Bahkan aku juga
sering tidur di rumah ibuku
bersama adik. Tak jarang sehari
penuh aku berada di rumah ibu
saat ibu berada di rumah kami
menjaga kios jamu.
Kadangkala aku memang butuh
ketenangan belajar ketika
sedang menghadapi ujian
semester. Rumah ibu Sepi di
siang hari sebab Pak Toyo
bekerja dan ibu menjaga kios,
sementara di rumah itu tidak ada
pembantu. Siang itu ibu
menyuruhku mengambil
beberapa barang di rumah Pak
Toyo karena persediaan di kios
habis. Ibu memberiku kunci agar
aku bisa masuk rumah dengan
leluasa. Tetapi ketika aku datang
ternyata rumah tidak dikunci
sebab Pak Toyo ada di rumah.
Aku sedikit heran, kenapa Pak
Toyo pulang kantor begitu awal,
apakah sakit?
"Lho, Bapak kok sudah pulang?"
tanyaku dengan sedikit heran.
"Sakit ya Pak?".
"Ah tidak", jawab Pak Toyo." Ada
beberapa surat ketinggalan.
kamu sendiri kenapa kemari?
Disuruh ibumu ya?".
"Iya Pak, ambil beberapa barang
dagangan", jawabku biasa-biasa
saja. Seperti biasa aku terus saja
nyelonong masuk ke ruang
dalam untuk mengambil barang
yang kuperlukan.
Tak kusangka, Pak Toyo
mengikutiku dari belakang.
Ketika aku sudah mengambil
barang dan hendak berbalik, Pak
Toyo berdiri begitu dekat
dengan diriku sehingga hampir
saja kami bertubrukan. Aku
kaget dan lebih kaget lagi ketika
tiba-tiba Pak Toyo memeluk
pinggangku. Belum sempat aku
protes, Pak Toyo sudah mencium
bibirku, dengan lekatnya.
Barang dagangan terjatuh dari
tanganku ketika aku berusaha
mendorong tubuh Pak Toyo agar
melepaskan tubuhku yang
dipeluknya erat sekali. Tetapi
ternyata Pak Toyo sudah
kerasukan setan jahanam. Ia
sama sekali tak menghiraukan
doronganku dan bahkan
semakin mempererat
pelukannya. Aku tak berhasil
melepaskan diri. Pak Toyo
menekan tubuhku dengan
tubuhnya yang besar dan berat.
Aku mau berteriak tetapi tiba-
tiba tangan kanan Pak Toyo
menutup mulutku.
"Kalau kamu berteriak, semua
tetangga akan berdatangan dan
ibumu akan sangat malu",
katanya dengan suara serak.
Nafasnya terengah-engah
menahan nafsu. "Berteriaklah
agar kita semua malu!"
Aku jadi ketakutan dan tak
berani berteriak. Rasa takut dan
kasihan kepada ibu membuat
aku luluh. Pikirku, bagaimana
kalau sampai orang lain tahu apa
yang sedang terjadi dan apa
yang diperbuat suami ibuku
terhadapku.
Belum lagi aku jernih berpikir
Pak Toyo menyeretku masuk ke
kamar tidur dan mendorongku
sampai jatuh telentang di tempat
tidur. Dengan garangnya Pak
Toyo menindih tubuhku dan
menciumi wajahku. Sementara
tangannya yang kanan tetap
mendekap mulutku, tangan
kirinya mengambil sesuatu dari
dalam saku celananya. Benda
kecil licin segera dipaksakan
masuk ke dalam mulutku. Benda
kecil yang ternyata kapsul lunak
itu pecah di dalam mulut dan
terpaksa tertelan. Setelah
menelan kapsul itu mataku jadi
berkunang-kunang, kepalaku
jadi berat sekali dan anehnya,
gairah seksku timbul secara tiba-
tiba. Jantungku berdebar keras
sekali dan aliran darahku terasa
amat cepat. Entah bagaimana,
aku pasrah saja dan bahkan
begitu mendambakan sentuhan
seorang lelaki. Gairah itu begitu
memuncak dan menggebu-gebu
itu datang secara tiba-tiba
menyerang seluruh tubuhku.
Samar-samar kulihat wajah Pak
Toyo menyeringai di atasku.
Perlahan-lahan ia bangkit dan
melepaskan seluruh pakaianku.
Kemudian ia membuka
pakaiannya sendiri. Aku tak bisa
menolak. Diriku seperti terbang
di awang-awang dan meski tahu
apa yang sedang terjadi, tetapi
sama sekali tak ada niat untuk
melawan.
Begitu juga ketika Pak Toyo yang
sudah tak berpakaian menindih
tubuhku dan menggerayangi
seluruh badanku, aku pasrah
saja. Bahkan ketika aku
merasakan suatu benda asing
memasuki tubuhku, aku tak bisa
berbuat apa-apa. Tak kuasa
untuk menolak, karena aku
merasakan kenikmatan luar
biasa dari benda asing yang
mulai menembus dan bergerak-
gerak di dalam liang
kewanitaanku. Kesadaranku
entah berada di mana. Hanya
saja aku tahu, apa yang sedang
terjadi pada diriku, Aku telah
diperkosa Pak Toyo!
Ketika siuman, kudapati diriku
telentang di ranjang Pak Toyo
(yang juga ranjang ibuku) tanpa
busana. Pakaianku berserakan di
bawah ranjang. Sprei morat-
marit dan kulihat bercak darah di
sprel itu. Aku menangis.., aku
sudah tidak perawan lagi! Aku
sudah kehi1angan apa yang
paling bernilai dalam hidup
seorang wanita. Aku merasa jijik
dan kotor. Aku bangkit dan
bagian bawah tubuhku terasa
sakit sekali.., nyeri! Tetapi aku
tetap berusaha bangkit dan
dengan tertatih-tatih berjalan ke
kamar mandi. Kulihat jam
dinding, Wah.., Sudah tiga jam
aku berada di rumah itu. Aku
harus segera pulang agar ibu
tidak menunggu-nunggu. Aku
segera mandi dan
membersihkan diri serta
berdandan dengan cepat.
Kuambil barang dagangan yang
tercecer di lantai dan segera
pulang. Pak Toyo sudah tidak
kelihatan lagi, mungkin sudah
kembali ke kantor. Kubiarkan
ranjang morat-marit dan sprei
berdarah itu tetap berada di
sana. Aku tak peduli. Hatiku
sungguh hancur lebur.
Kebencianku kepada Pak Toyo
begitu dalam. Pada suatu saat,
aku akan membalasnya.
"Kok lama sekali?" tanya ibu
ketika aku datang.
"Bannya kempes Bu, nambal
dulu!" jawabku sambil mencoba
menutupi perubahan wajahku
yang tentu saja pucat dan malu.
Kuletakkan barang dagangan di
meja dan rasanya ingin sekali
aku memeluk ibu dan memohon
maaf serta menceritakan apa
yang telah dilakukan suaminya
kepadaku.
Tetapi hati kecilku melarang. Aku
tak ingin membuat ibu sedih dan
kecewa. Aku tak ingin ibuku
kehilangan kebahagiaan yang
baru saja didapatnya. Aku tak
kuasa membayangkan
bagaimana hancurnya hati Ibu
bila mengetahui apa yang telah
dilakukan suaminya kepadaku.
Biarlah Untuk sementara
kusimpan sendiri kepedihan hati
ini.
Dengan alasan hendak ke rumah
teman, aku mandi dan
membersihkan diriku (lagi). Di
kamar mandi aku menangis
sendiri, menggosok seluruh
tubuhku dengan sabun berkali-
kali. Jijik rasanya aku terhadap
tubuhku sendiri. Begitu keluar
dan kamar mandi aku langsung
dandan dan pamit untuk ke
rumah teman. Padahal aku tidak
ke rumah siapa-siapa. Aku
larikan motorku keluar kota dan
memarkirnya di tambak yang
sepi. Aku duduk menyepi sendiri
di sana sambil menguras air
mataku.
"Ya Tuhan, ampunilah segala
dosa-dosaku" ratapku seorang
diri.
Baru sore menjelang magrib aku
pulang. Ibu sudah dijemput Pak
Toyo pulang ke rumahnya
sehingga aku tak perlu bertemu
dengan lelaki bejat itu. Kios
masih buka dan adik yang
menjaganya. Ketika aku pulang,
aku yang menggantikan menjaga
kios dan adik masuk untuk
belajar.
Untuk beberapa hari lamanya
aku sengaja tidak ingin bertemu
Pak Toyo. Malu, benci dan takut
bercampur aduk dalam hatiku.
Aku sengaja menyibukkan diri di
belakang apabila pagi-pagi Pak
Toyo datang mengantar ibu ke
kios. Sorenya aku sengaja pergi
dengan berbagai alasan saat Pak
Toyo menjemput ibu pulang.
Namun meski aku sudah
berusaha untuk terus
menghindar, peristiwa itu toh
terulang lagi. Peristiwa kedua itu
sengaja diciptakan Pak Toyo
dengan akal liciknya. Ketika sore
hari menjemput ibu, Pak Toyo
mengatakan bahwa ia baru saja
membeli sebuah sepeda kecil
untuk adikku, Charles. Sepeda itu
ada di rumah Pak Toyo dan adik
harus diambil nya sendiri.
Tentu saja adikku amat gembira
dan ketika Pak Toyo
menyarankan agar adik tidur di
rumahnya, adik setuju dan
bahkan ibu dengan senang hati
mendorongnya. Bertiga mereka
naik mobil dinas Pak Toyo pulang
ke rumah mereka. Karena tidak
ada orang lain di rumah, sebelum
Pukul sembilan kios sudah
kututup.
Rupanya, setelah sampai di
rumah dan menyerahkan sepeda
kecil kepada adik, Pak Toyo
beralasan harus kembali ke
kantor karena ada pekerjaan
yang harus diselesaikannya
malam itu juga. Ibu tidak curiga
dan sama sekali tidak mengira
kelau kepergian suaminya
sebenarnya tidak ke kantor,
melainkan kembali ke kios untuk
nemperkosaku.
Waktu itu sudah pukul sepuluh
malam dan kios sudah lama aku
tutup. Tiba-tiba saja Pak Toyo
sudah ada di dalam rumah.
Rupanya Ia punya kunci milik ibu
sehinga ia bisa bebas keluar
masuk rumah kami. Aku amat
kaget dan ingin mendampratnya,
tetapi kembali dengan tenang
dan wajah menyeringai, Pak
Toyo mengancamku "Ayo,
berteriaklah agar semua
tetangga datang dan tahu apa
yang sudah aku lakukan
terhadapmu!" ancamnya serius.
"Ayo berteriaklah agar ibumu
malu dan seluruh keluargamu
tercoreng!" tambahnya dengan
suara serak.
Sekali lagi aku terperangah.
Mulutku sudah mau berteriak
tetapi kata-kata Pak Toyo sekali
mengusik hatiku. Perasaan takut
akan terdengar tetangga,
ketakutan nama ibuku akan
menjadi tercoreng, kecemasan
bahwa tetangga akan
mengetahui peristiwa
perkosaanku, aku hanya berdiri
terpaku memandang wajah
penuh nafsu yang siap
menerkamku. Aku tak bisa
berpikir jernih tagi. Hanya
perasaan takut dan takut yang
terus mendesak naluriku.
Sebelum aku mampu mengambil
keputusan apa yang akan
kulakukan, Pak Toyo sudah maju
dan mendekap tubuhku. Sekali
lagi aku ingin berteriak tetapi
suaraku tersendat di
tenggorokan. Entah bagaimana
awalnya namun yang aku tahu
lelaki itu sudah menindih
tubuhku dengan tanpa busana.
Yang jelas, malam itu aku
terpaksa melayani nafsu suami
ibuku yang menggebu-gebu.
Dengan ganas ayah tiriku itu
memperlakukan aku seperti
pelacur. Ia memperkosaku
berkali-kali tanpa belas kasihan.
Dengus nafasnya yang berat dan
tubuhnya yang menindih
tubuhku apalagi ketika ada
sesuatu benda keras mulai
masuk menyeruak membelah
bagian sensitif dan paling
terhormat bagi kewanitaanku
membuat aku merintih kesakitan.
Aku benar-benar dijadikannya
pemuas nafsu yang benar-benar
tak berdaya.
Pak-Toyo kuat sekali. Ia
memaksaku berbalik kesana
kemari berganti posisi berkali-
kali dan aku terpaksa menurut
saja. Hampir dua jam Pak Toyo
menjadikan tubuhku sebagai
bulan-bulanan nafsu seksnya.
Bukan main! Begitu ia akan
selesai kulihat Pak Toyo
mencabut batangannya dari
kemaluanku dengan gerakan
cepat ia mengocok-ngocokkan
batangannya yang keras itu
dengan sebelah tangannya dan
dalam hitungan beberapa detik
kulihat cairan putih kental
menyemprot dengan banyak dan
derasnya keluar dari batang
kejantanannya, cairan putih
kental itu dengan hangatnya
menyemprot membasahi wajah
dan tubuhku, ada rasa jijik di
hatiku selain kurasakan amis dan
asin yang kurasakan saat cairan
itu meleleh menuju bibirku,
setelah itu ia lunglai dan terkapar
di samping tubuhku, tubuhku
sendiri bagai hancur dan tak
bertenaga.
Seluruh tubuhku terasa amat
sakit, dan air mata bercucunan di
pipiku. Namun terus terang saja,
aku juga mencapai orgasme.
Sesuatu yang belum pernah
kualami sebelumnya. Entah apa
yang membuat ada sedikit
perasaan senang di dalam
hatiku. Rasa puas dan
kenikmatan yang sama sekali tak
bisa aku pahami. Aku sendiri
tidak tahu bagaimana bisa
terjadi, tetapi kadangkala aku
justru rindu dengan perlakuan
Pak Toyo terhadapku itu. Aku
sudah berusaha berkali-kali
menepis perasaan itu, tetapi
selalu saja muncul di benakku.
Bahkan kadangkala aku
menginginkan lagi dan lagi! Gila
bukan?
Dan memang, ketika pada suatu
sore ibu sedang pergi ke luar
kota dan Pak Toyo mandatangiku
lagi, aku tak menolaknya. Ketika
ia sudah berada di atas tubuhku
yang telanjang, aku justru
menikmati dan mengimbanginya
dengan penuh semangat.
Rupanya apa yang dilakukan Pak
Toyo terhadapku telah menjadi
semacam candu yang
membuatku menjadi kecanduan
dan ketagihan. Aku kini mulai
menikmati seluruh permainan
dan gairah yang luar biasa yang
tak bisa kuceritakan saat ini
dengan kata-kata.
Pak Toyo begitu bergairah dan
menikmati seluruh lekuk-lekuk
tubuhku dengan liarnya, akupun
mulai berani mencoba untuk
merasakan bagian-bagian tubuh
seorang lelaki, akupun kini mulai
berani untuk balas mencumbui,
membelai seluruh bagian
tubuhnya dan mulai berani untuk
menjamah batang kejantanan
ayah tiriku ini, begitu keras,
panjang dan hangat. Aku
menikmati dengan sungguh-
sungguh, Luar Biasa!
Pada akhir permainan Pak Toyo
terlihat amat puas dan begitu
juga aku. Namun karena malu,
aku tak berkata apa-apa ketika
Pak Toyo meninggalkan
kamarku. Aku sengaja diam saja,
agar tak menunjukkan bahwa
aku juga puas dengan
permainan itu. Bagaimanapun
juga aku adalah seorang wanita
yeng masih punya rasa malu.
Akan tetapi, ketika Pak Toyo
sudah pergi ada rasa sesal di
dalam hati. Ada perasaan malu
dan takut. Bagaimanapun Pak
Toyo adalah suami ibuku. Pak
Toyo telah menikahi ibuku secara
sah sehingga ia menjadi ayah
tiriku, pengganti ayah
kandungku.
Adalah dosa besar melakukan
hubungan tak senonoh antara
anak dan ayah tiri. Haruskah
kulanjutkan pertemuan dan
hubungan penuh nafsu dan
maksiat ini?
Di saat-saat sepi sediri aku
termenung dan memutuskan
untuk menjauh dan Pak Toyo,
serta tidak melakukan hubungan
gelap itu lagi. Namun di saat-saat
ada kesempatan dan Pak Toyo
mendatangiku serta mengajak
"bermain" aku tak pernah kuasa
menolaknya. Bahkan kadangkala
bila dua atau tiga hari saja Pak
Toyo tidak datang menjengukku,
aku merasa kangen dan ingin
sekali merasakan jamahan-
jamahan hangat darinya.
Perasaan itulah yang kemudian
membuat aku semakin tersesat
dan semakin tergila-gila oleh
"permainan" Pak Toyo yang luar
biasa hebat. Dengan penuh
kesadaran akhirnya aku menjadi
wanita simpanan Pak Toyo di
luar pengetahuan ibuku.
Sampai sekarang rahasia kami
masih tertutup rapat dan
pertemuan kami sudah tidak
terjadi di rumah lagi, tetapi lebih
banyak di losmen, hotel-hotel
kecil dan di tempat-tempat
peristirahatan. Yah, disana aku
dan Pak Toyo bisa bermain cinta
dengan penuh rasa sensasi yang
tinggi dan tidak kuatir akan
kepergok oleh ibuku, kini aku
dan ayah tiriku sudah seperti
menjadi suami istri.
Untuk mencegah hal-hal yang
sangat mungkin terjadi, dalam
melakukan hubungan seks Pak
Toyo selalu memakai kondom
dan aku pun rajin minum jamu
terlambat bulan. Semua itu tentu
saja di luar sepengetahuan ibu.
Aku memang puas dan bahagia
dalam soal pemenuhan
kebutuhan biologis, tetapi
sebenarnya jauh di dalam lubuk
hati-aku sungguh terguncang.
Bagaimana tidak? Aku telah
merebut suami ibuku sendiri dan
'memakannya' secara
bergantian.
Kadangkala aku juga merasa
kasihan kepada ibu yang sangat
mencintaiku. Kalau saja sampai
ibu tahu hubungan gelapku
dengan Pak Toyo, Ibu pasti akan
sedih sekali. Hatinya bakal hancur
dan jiwanya tercabik-cabik.
Bagaimana mungkin anak yang
amat disayanginya bisa tidur
dengan suaminya? Sampai kapan
aku akan menjalani hidup yang
tak senonoh dan penuh dengan
maksiat ini?
Entahlah, sekarang ini aku masih
kuliah. Mungkin bila nanti sudah
lulus dan jadi sarjana aku bisa
keluar dan lingkugan rumah dan
bekerja di kota lain. Saat ini
mungkin aku belum punya
kekuatan untuk pergi, tetapi
suatu saat nanti aku pasti akan
pergi jauh dan mencari lelaki
yang benar-benar sesuai dan
dapat kuandalkan sebagai suami
yang baik, dan tentunya
kuharapkan lebih perkasa dari
yang kudapatkan dan kurasakan
sekarang.
Mungkin dengan cara itu aku
bisa melupakan Pak Toyo dan
melupakan peristiwa-peristiwa
yang sangat memalukan itu.
Tamat

pertemuan dgn tante juliet



Waktu itu, aku berdiri sendirian
di depan ekskalator, di lantai 2
Dieng Plaza Malang. Selama di
situ, aku hanya bengong sambil
melihat orang-orang lewat di
depanku. Sampai tiba-tiba ada
cewek menghampiriku sambil
membawa barang belanjaannya.
Aku lihat kayaknya sedikit lebih
tua dariku. Yah.. kutaksir sekitar
30-an deh. Tapi dia cantik sekali,
cocok jadi bintang film. Apalagi
dengan dandanannya yang
natural dan rambutnya yang
tergerai indah sedada berwarna
merah kecoklatan.., cakep sekali
deh! Bodinya seksi banget. Pake
tank top warna putih, yang
kayaknya kekecilan buat dadanya
sehingga terlihatlah putingnya di
balik bajunya. Aku terpesona
sekali melihatnya, tapi aku takut
dia marah.
Tiba-tiba.. dia nepuk pundakku
sambil bertanya, "Maaf mas, kalau
'pasar ikan' adanya dimana ya..?"
Aku berusaha menutupi
kekagetanku dan berusaha
menjawab sesantai
mungkin,"Ahh.., Mbak ini
becanda ya.. disini mana ada
yang jual ikan mbak. Adanya ya
di pasar besar.."
"Oh, gicu ya Mas ya.." katanya
sambil mikir.
Itulah awal pembicaraan kami
rupanya dia tadi hanya
memancingku aja, sampai
akhirnya kenalan dan ngobrol
North-South. Namanya Juliet,
umur 31 tahun, rumah di Jl.
Taman Wilis 1C Malang, mantan
gadis sampul yang bersuami
seorang pengusaha. Kebetulan
suaminya lagi tugas 1 bulan ke
Liverpool Inggris, jadi dia jalan-
jalan sendirian. Belum punya
anak, karena suaminya
menderita impoten.
Setelah ngobrol selama 1 jam
sambil makan di cafe. Lalu, aku
diajaknya ke rumahnya. Dia
mengendarai mobil mewahnya
BMW Sport 1 pintu.
Setelah sampai di rumahnya yang
sangat besar. Padahal aku baru
melihatnya dari depan saja.
Setelah di-klakson sama dia,
seorang satpam membuka pintu
pagar.
Sebelumnya, Mbak Juliet sudah
bilang, "Kalau ada pembantu
saya, kamu bilang aja saudara
dari suamiku, ya..?"
Sambil berakting layaknya
bintang sinetron, Mbak Juliet
memperkenalkan aku sebagai
saudara suaminya pada
pembantunya. Dan lalu
menyuruhnya untuk masak-
masak buat makan malam.
"Ayo masuk Son..? Duduk-duduk
saja dulu sebentar di dalem.. ya..
Aku mau ganti baju dulu.."
katanya setelah pembantunya
pergi ke dapur.
"Eee.. mbak.. kamar kecilnya
dimana ya..?"tanyaku.
"Ayo deh, Mbak
tunjukin.."katanya sambil
menggandeng tanganku.
Sampai akhirnya tiba di kamar
mandi.
"Tuh kamar mandinya di sana.."
katanya sambil menunjuk ke
pintu di ujung kamar.
Aku langsung ke sana, dan ketika
mau menutup pintu, Mbak Juliet
tiba-tiba menahan pintu dari luar
kamar mandi sambil berkata
dengan genit, "Jangan lama-lama
ya Son..!" Terus ditutup deh
pintunya sama dia.
Pas lagi pipis, mataku tiba-tiba
tertuju pada sebuah benda
panjang yang berada di balik
botol-botol sabun. Ketika
kuambil.., ternyata penis plastik
yang berwarna hitam..! Lalu..
Karena pintunya tidak kukunci,
secara diam-diam Mbak Juliet
masuk ke kamar mandi. Karena
saat itu aku sedang kaget, tiba-
tiba aku dipeluk dari belakang
secara lembut. Tangan kiri Mbak
Juliet meraih tanganku yang lagi
memegang penis tiruan itu,
sedangkan tangan kanannya
meremas kontol-ku.
"Ini mainan aku Son, kalau lagi
kesepian.." bisiknya tepat di
telingaku.
Aku terdiam seperti patung,
keringat mengucur dengan
deras sekali..
"Tapi jauh lebih enak kalau pake
yang asli Son.." desahnya.
Aku benar-benar tidak dapat
berbuat apa-apa ketika dia mulai
menjilat leher sekitar telinga.
Rasanya geli-geli enak dan aku
benar-benar tersihir. Sambil terus
menjilat dia berusaha membuka
celanaku dari belakang.
"Hhh.., jangan Mbak..!" aku
berusaha mengingatinya.
Tapi.. kenapa Son..? Hhhmm
slurp.. slurp.., nggak suka ya..?"
desisnya sambil tetap mencium
dan menjilat leherku.
"Hhh.., Sony masih perjaka
mbak..!" kataku.
"Ahh.. masak sih.. ayo dong.. ntar
Mbak ajarin deh.. nikmat kok
Son.. mau ya Son..?"katanya
"Tapi mmbakk.. hh.."teriakku.
"Ayo ikut ke kamar Mbak aja ya..
biar lebih enak.." katanya sambil
menarik lenganku.
Dia menuntunku keluar kamar
mandi sampai di pinggir ranjang,
langsung memagut mulutku
dengan ganas. Lidahnya meliuk-
liuk mencari-cari lidahku,
sementara tangannya kembali
berusaha membuka celanaku.
Aku yang sudah pasrah dan
bengong, mendekap tubuhnya
yang sexy dan montok.
Setelah celanaku melorot,
ciumannya beralih ke leher, ke
dada, perut, dan akhirnya ke
penisku. Dia mengurut penisku
pelan-pelan, "Woowww.. enak
banget rasanya.. ohh..?" desahku.
"Kamu tetap berdiri, ya Son..
jangan rebah..!" pintanya sambil
tersenyum manis.
Aku mengangguk saja.
"Kontol kamu.. Sonn.. enak
banget.. hhmm..!"
Tiba-tiba dia langsung
menghisap penisku, bahkan
mengocok-ngocok di mulutnya.
"Ohh..?" desahku keenakan.
"Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh..
slurp.. slurp..!"
Kadang-kadang dia sengaja
mengguncang-guncang penisku
ke kiri ke kanan dengan
mulutnya, sementara kedua
tangannya mengelus-elus pantat
dan bijiku.
"Aahh.. jangan kenceng-kenceng
dong, Mbak..!" kataku saat dia
menghisap dengan bernafsu.
Dia hanya tersenyum, lalu
meneruskan kegiatannya. Hisap..
lepas.. hisap.. lepas.., terus sampai
akhirnya dia seperti kelelahan.
"Hmm.., kontol kamu enak banget
Son.." katanya sambil menjilat
bibirnya yang penuh lendir.
Kelihatan sekali dari sorot
matanya yang liar kalau dia
sudah sangat horny.
"Udah lama saya nggak ngisap
kontol seenak ini, Son.."
"Mbak.."panggilku.
"Jangan panggil aku Mbak
dong.." desisnya sambil mencium
kepala kemaluanku,"Panggil Jull..
aahh.. aja ya.. sstt.." desahnya.
Kembali dia menjilat kemaluanku
dengan lidah meliuk-liuk seperti
lidah ular. Kali ini jilatannya naik
ke atas, sambil tangannya
membuka T-shirt-ku. Aku juga
tidak mau kalah, ikutan
membuka baju-nya. Dan ohh..
terlihatlah susunya yang besar
itu.. kayaknya 36C. Ternyata dia
tidak memakai BH. Jadi sekarang
hanya sisa CD-nya aja.
"Ayo, hisap dong tetekku Son.."
desahnya.
Aku tidak menunggu lama-lama
lagi, langsung kulumat payudara
yang bulat itu. Awalnya yang kiri,
dan yang kanan kuremas-remas.
Juliet mengerang dan
menjatuhkan diri ke ranjang.
"Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang
kuat.. Son.. hh.., hiissaapp..
putingnya oohh.. oohh..!"
desahnya.
Aku dengan semangat
menghisap sesuai perintahnya.
Sesaat kugigit lembut putingnya.
"Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot
terus.. sstt.. yang.. kuathh..
aahh..!" jeritnya sambil
menggelinjang.
Rupanya arus kenikmatan mulai
menerpa Juliet. Tangan kananku
mulai menjelajah memeknya
yang masih tertutup CD. Wah,
sudah basah rupanya..! Apalagi
saat jari tengahku menyelinap di
antara Labia majora, kerasa
sekali beceknya.
Pinggulnya mulai naik turun,
rupanya Juliet sadar ada benda
asing yang menggesek
kemaluannya. Apalagi saat jariku
menyentuh klitorisnya, makin
kencang goyangannya. Seakan
berusaha agar jariku tetap di
klitorisnya, tidak pindah kemana-
mana. Terbukti saat tangannya
memegang tanganku yang ada
di kemaluannya,"Ya.. Say.. teruss..
oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!"
erangnya.
Sekarang ciumanku sudah
pindah ke lehernya yang jenjang
dan harum mulus. Memeknya
tetap dihibur dengan jariku,
sementara tanganku yang lain
membelai rambut indahnya.
"Udahh.. Son.. aku nggak tahan
say.. sst..!" kata Juliet.
Lalu dia menelentangkan aku
dan dia ada di atasku. Dia
langsung menempatkan lubang
kemaluannya tepat di depan
wajahku dan secara perlahan dia
buka CD-nya dengan membuka
ikatan tali di sampingnya.
Tercium semerbak wangi
memeknya yang benar-benar
membuatku terangsang. Tampak
tetesan lendir di lubang
memeknya.
"Hm.., wangi sekali Jul. Sony suka
baunya.." kataku.
"Kamu suka bau memekku,
Son..?" katanya manja.
"Ya Jul, dua-duanya say.."
"Kalo gitu, jilatin dong say
memekku..!" katanya sambil
menurunkan memeknya ke
wajahku.
"Ayo jilat, Say..!" desahnya.
Kuhisap-hisap klitorisnya yang
menyembul, kujilat memek dan
anusnya. Dan semua yang ada di
sekitar kemaluannya kujilat dan
kuhisap.
"Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Son..
jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh..
teerruusshh.. ohh.." desahnya.
Wajahku benar-benar dijadikan
gosokan sama dia. Digosoknya
terus memeknya di wajahku,
kadang berputar-putar. Lalu,
Juliet mengubah posisinya jadi di
bawah, tapi tetap sambil kujilat
memeknya. Dia menggeliat-geliat,
kadang menyentak ke belakang
saat klit-nya kuhisap atau kujilat.
Kadang mengerang, menjerit,
melolong, bahkan kadang
kepalaku dijepit dengan kedua
pahanya yang putih mulus itu.
"Ahh.. ohh.. oohh.. Jul mau
keluaarr.. Sayyhh.. ohh..
ohh.."desahnya.
Saat dia menjerit-jerit cepat-
cepat kuhentikan jilatanku dan
cepat-cepat berdiri di samping
ranjang.
"Jul.. kamu nggak pa-pa
kan.."kataku bingung.
Tidak lama kemudian Juliet
tersadar..
"Ahh..? Lho..? Koq.. Kenapa brenti
sih Son..?" setengah menjerit, lalu
celingukan mencariku.
Setelah melihatku ada di
sampingnya sambil bengong,
Juliet benar-benar geram.
"Kamu.. bener-bener jahat Son..!"
Juliet memasukkan 2 jari kirinya
ke memeknya.
"Sony.., kamu bener-bener
jahat..!" jeritnya.
"Tapi, Jul kan tadi menjerit.. Sony
jadi ketakutan.." kataku.
"Aduh.. kamu kok culun amat sih
Son.. dasar perjaka.. tapi nggak
pa-pa deh.."katanya.
Untung diluar masih hujan besar.
Jadi jeritannya tertutup dengan
suara hujan.
"Sini dong Son..!" pintanya manja.
Karena aku bengong terus lalu
dia dengan meraung seperti
macan dia melompat dari
ranjang, berusaha menerkamku.
Tapi gagal, karena aku berkelit
karena ketakutan. Aku berusaha
menghindar dari sergapannya
yang dipenuhi hawa nafsu.
"Jahat..! Jahat..! Jahat..!" jeritnya
sambil berusaha mengejarku.
Kami berdua seperti penjahat
dengan korbannya yang lagi
main kejar-kejaran.
Karena kelelahan aku berhasil
ditangkapnya. Aku langsung
duduk di kursi sofanya. Lalu,
tanpa basa-basi lagi, Juliet
langsung duduk berhadapan di
pahaku. Bulu kemaluannya terasa
lembut menyentuh pahaku,
sedangkan batang kemaluanku
merapat di perutnya.
"Mau lari kemana, Son..? Jahat..!"
katanya sambil menggesek-
gesekkan puting susunya ke
putingku, rasanya nikmat sekali.
"Orang Jul lagi mau 'keluar' koq
dikerjain.. hh..? Itu nggak boleh,
Say..!" omelnya sambil menatap
tajam.
"Ya Jul.. Sony salah.." kataku.
Lalu kupagut bibirnya yang
basah itu. Langsung dibalas
dengan ganas. Juliet memelukku
dengan erat sambil menggesek
naik turun kemaluannya ke
kontolku.
Kemudian dia menghentikan
pagutannya, lalu tersenyum
mengejekku.
"Kamu udah bikin Jul pusing,
kamu harus Jul hukum.." katanya.
"Dihukum apa Jul..?" kataku
penasaran.
"Hukumannya ini Son.." lalu Jul
meraih kontolku dan langsung
dimasukkan ke memeknya,
"Ngentotin sampai aku puaass..
oohh..!"
Lalu, Juliet langsung menggenjot
kontolku UP-DOWN.
Aduh, benar-benar nikmat nggak
tahunya. Begitu ketat
mencengkeram kontolku.
Sementara itu, di depan wajahku
terpampang payudara besar
yang terguncang-guncang.
"Ahh.. oohh.., kontol kamu.. enak
Son.. sstt.. ahh.. sst.. ahh.."
desahnya sambil naik turun.
Aku tidak dapat menjawab,
soalnya lagi asyik melumat
teteknya. Tanganku mengelus-
elus sekitar pantat semoknya
sampai belakang memeknya, biar
dia benar-benar puas.
"Ah.. ah.. terus Son..! Jangan
berhenti Say..! Jul, suka ngentot
sama kamu.. hh enak.. ohh..
ahh..!" jeritnya.
Kadang kusentak juga dari
bawah, dan Juliet senang sekali
kalau sudah begitu.
"Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya..
iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!"
Lagi asyik-asyiknya dia
menggenjot kontolku, tiba-tiba
kuberdiri sambil
membopongnya. Lalu aku jalan-
jalan keliling kamar sambil tetap
dia mengocok kontolku dengan
memeknya yang luar biasa.
Sebagai ganti sentakan yang dia
suka, aku jalannya kadang
seperti orang melompat. Kan jadi
sama nyentaknya. Tapi itu tidak
dapat lama-lama, karena
badannya lumayan berat. Jadi
aku balik ke ranjang.
"Kamu di bawah ya, Say..! Jul suka
di atas.. ss.." desisnya manja.
"Ya.., buat Jul.. apa aja deh..!"
kataku.
Tanpa banyak buang waktu,
Juliet kembali melanjutkan
goyangannya. Kadang
goyangnya benar-benar maut,
sampai menyentak kepalanya ke
belakang. Atau kadang sambil
meremas payudaranya, seperti di
film-film Vivid. Atau dengan
merebahkan kepalanya di
dadaku. Sambil mengocok,
seperti biasa dia suka sekali
berkata kotor.
"Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me..
ahh.. hhmm.. enak kan, Say..?"
"Enakk.. banget, Jul.." lenguhku.
"Seneng khaann.. Son..!"
"Ya, .. sseneng.. ohh.."
"Jul.. sukka.. kontol kamu.. Son..
oohh.." desahnya manja.
"Sony juga suka memek Jul..
ohh.." desahku.
10 menit kemudian, aku merasa
seperti akan pipis, karena
kontolku sudah berdenyut.
Rupanya Juliet juga begitu.
Dinding memeknya mulai
bergetar dan sudah basah sekali.
Genjotannya pun sudah mulai
mengganas, seperti saat dia
menjerit tadi.
"Oohh.. Son.. Sony mau.. pipis.."
"Jul.. juga Son.. mau keluar.. tahan
yah.. Son, kita barengan ya..
Son..!" desahnya.
Lalu, Juliet sudah semakin
tegang, makin erat memelukku.
"Auh.. I'm comin' Say.. ohh.. ahh..
ahh..!" jeritnya, makin lama
makin keras.
Dan, "Teruss.., Son.. teruss.. aku..
ohh.. ahh.. Jul keluarr.."
Dia menjerit dan menghentak-
hentak dengan ganasnya. Saat
itu, otot memeknya betul-betul
tegang dan memerah batang
kontolku. Dia menyemprotkan
banyak sekali cairan..
Lalu,
"Jul.. Sony mau pipis juga.. ohh..!"
"Pipiskan aja di dalam Son..
jangan dilepass.. Say.. aa..!"
"Crot.. crot.. crot..!" cairankuku
muncrat di dalam memeknya.
Aku tidak dapat berkata apa-apa
lagi, hanya bisa menerawang ke
langit-langit. Menikmati orgasme.
Masih ada beberapa hentakan
lagi, sebelum akhirnya Juliet
terkulai lemas di dadaku.
Rambutnya yang indah itu
menghampar bebas, langsung
kubelai.
"Son.., makasih ya.., kamu telah
memberi saluran yang selama ini
belum pernah Jul rasakan"
katanya sambil mencium bibirku
dengan lembut.
"Terus gimana Jul.. tentang
rencana selanjutnya..?"tanyaku.
"Entar aja deh, biar Jul pikir-pikir
dulu, Son"katanya.
"Bila Jul benar-benar mau cerai
ama Fadli. Sony mau jadi
gantinya.."kataku.
"Ahh.. yang bener Son.. emang
kamu masih mau ama aku..
cewek yang udah tua
ini..?"katanya.
"Sony cinta ama Jul sejak
pertama kita ketemu. Sony nggak
memperdulikan usia Jul berapa
yang penting Sony cinta ama
Jul.."kataku sambil mengecup
bibirnya.
"Ohh.. Son kau sungguh lelaki
jantan dan bertanggung-jawab.
Sebetulnya Jul juga suka ama
kamu tapi khan aku sadar kalau
usiaku udah diatas kamu. Tapi,
kenyataannya kamu suka ama
Jul. Jadi, Jul setuju aja.. tapi Sony
sabar dulu ya.. Biar Jul selesaikan
urusan dengan suami Jul.. ya
manis.."katanya sambil
mengecup bibirku lagi.
"Ya Jul, Sony akan
tunggu..?"tanyaku.
"Nah gitu dong.. oh ya say.. Sony
harus datang kesini dan harus
memuaskan Jul setiap waktu.. ya
sayang.."katanya.
"Ya say.."jawabku. Lalu, kita
berciuman dan akhirnya tertidur
pulas.
TAMAT

merantau ke negri sebrang

Cerita dewasa ngentot ini
merupakan kisah seks nyata
yang saya alami di luar negeri
yaitu tepatnya di singapura cerita
dewasa ini berawal ketika pada
sebuah malam ketemu sama
gadis indonesia disebuah jalan
orchid – singapura, sampai
ketika kisah ini beakhir di
ranjang berikut detail cerita
seksnya : setelah sekian lama
saya gak dapet jatah ke LN (luar
negeri), akhirnya ada juga yg
traktir saya sampe ke singapura.
ada tugas yg harus saya kerjain
dalam waktu 3 hari disana. skip
soal itu, dan sampailah saya
dimalam terakhir saya di
singapura, yang sampe jam 11
malem gak ada tanda2 mesum
sama sekali. Banyak tawaran
sebelum jam 11 malem, dan saya
pun sebenarnya sempet mampir
ke sebuah club di ujung jalan
Orchid yang ada cewe2 nakal
dari rusia yang bujuk kita minum
beer 10 dolar. dan saya juga
nolak ajakan ke geilang sipatu
geilang karena alesan saya
pingin keep beberapa dolar
untuk uang nakal saya kalau
sampe di Jakarta. sampe
akhirnya saya nongkrong cuek di
depan mini market di orchid
dengan gaya sok preman
singapura.
Awalnya saya dapet temen
ngobrol cewe philipines cantik ,
toge dan ramah, bahkan terlalu
ramah buat saya.. sampe saya
curiga..jangan2 ini adalah salah
satu trik dagang dia buat
menjerat dolar dari dompet saya.
setelah saya tolak ini dan itu..
akhirnya si gadis filipina ini pergi
juga dari tongkrongan saya.
persis jam 11 lewat setengah
jam.. tiba2 lewat cewe putih
mungil, tas back pack.. lagi
lewat..celengak celenguk santai..
trus saya tegor nekad dengan
kata2 ” hai.. kamu dari Indoesia
yah..” dan tebakan saya bener
sob si cewe kaget, berhenti dan
jawab ” eh iya.. kok kamu tau,,,”
ehhhh kamu dari indonesia juga
yah….” skip akhirnya kenalan.
Suer.. awalnya saya gak tau arah
obrolan saya mau dibawa
kemana tapi setelah sekian lama
deket dia dan dinginnya malam
di orchad plus horni nanggung
gara2 cewe rusia di club
akhirnya saya coba jurus2 blo’on
saya ke dia.
pertama : kamu malam ini
nginep dimana..,
cewe ini menjawab : iya saya
ditunggu’in sama tante saya sih..
gak jauh dari sini.
kedua : emang wajib pulang yah
malam ini..?
cewe ini menjawab : hmm ya iya
lah…,saya mah bukan turis kali,
saya lagi mau belanja disini buat
jualan di bogor sama cirebon..
ketiga : say, malam ini terakhir
saya di singapore, saya gak bisa
tidur gimana kalau kita ngopi2 di
kamar hotel tempat saya nginep..
soalnya elu seru banget kalau
cerita.. pasti saya betah sampe
pagi dah dengerinnya.. dan saya
gak ketinggalan pesawat…
cewe ini menjawab tanpa sama
sekali curiga : oh.. gitu ya saya
tukang dongeng nih ceritanya
hmm iya juga ya.. kasian kalau
elu telat .. tapi saya call sodara
saya dulu ya.
pendek cerita seks dewasa ini
akhirnya sampelah saya dikamar
hotel deket dari situ dan
diranjang satunya ada temen
saya lagi tidur.
tuh cewe awalnya kikuk waktu
jalan dan naik lift sama saya, saya
juga gak berani untuk pegang
tangan dia, apalagi ada kawan
saya yang lagi tidur pules, saya
sok ngeyakinin dia bahwa
kawan saya itu kaya batu kalau
dah tidur dan coba berekspresi
se rilex mungkin sampe dia
ikutan santai dikamar. saya bikin
kopi mix hotel, buka biskuit beli
dari mini mart, dan mulai cerita2
an. posisi awal saya di kursi , dan
dia duduk di single bed satunya.
trus saya nyalain TV kasih dia
remote control dia pilih2
channel dan semua acara pas
jam segitu katro dan ternyata
ada liga inggris live saya lupa
siapa lawan siapa.
Saya sih gak bilang ke dia kalau
saya interest sama acara bola itu,
tapi emang dia orangnya care
banget dia ajak saya duduk
disampingnya dan pantengin
channel bola buat saya. cewe ini
bilang : dia seneng sama cowo
yang suka nonton bola. dan saya
langsung lebih antusias lagi
nontonnya. 15 menit dari saya
seranjang sama dia.. dan selama
15 menit itu juga saya gak bisa
nenangin diri saya.. , gelisah yang
saya tahan2 akhirnya ketauan
juga sama dia.. dan dia nyeletuk…
” cowo kalau udah satu tempat
tidur sama yang bukan muhrim
pasti gelisah dan salah tingkah
kaya si abang niy sekarang..”dan
saya spontan aja jawab :
beberapa kali saya ke sing… baru
kali ini ada cewe yang nememin
saya nonton bola dikamar.
biasanya saya nongrong di cafe
tenda biar rame nontonnya.
anyway.. siapa juga yang gak
deg-degkan deketan sama elu
lah cakep , seksi baik lagi
cewek indonesia itu jawab :
ahhahaa.. hantu gombal udah
dateng niy..dan elu udah mulai
kerasukan ya…
saya jawab : “hahahhah… saya
masih tahan kok , tenang aja gak
akan terjadi apa2…”
si cewek indonesia ini
menjawab : ” jiaaahh… gak
mungkin lah.. dan gak seru
malah kalau gak terjadi apa2..”
Saya coba tahan untuk tidak
menjawab pernyataan dia
barusan, walau saya kikuk
nyalain rokok.. ( nekad walau ada
larangan no smoking room )
saya diam dan pura2 konsen
dengan siaran bola, istirahat
babak 1, saya kekamar mandi,
dan ganti celana pendek..
( dompet, HP saya amankan dulu,
kali2 aja kenapa2 nanti ) dan
saya keluar dengan celana
pendek dan udah cuci muka
segala. dannnnnn…. dia udah
pake t-shirt you can see putih
dengan bra hitam keluar dari
singlet.. dan celana dalam hitan
G-string.. sambil masukin
badannya kedalam bed cover.
wowwwwwwwww.. saya nahan
ludah dan tiba2 mikir… wah
jangan2 ada dolar2 yang akan
dia ajukan ke saya buat syarat
mesum… ” wah berabe
dah….cewek indo itu tau reaksi
kikuk saya dan bilang.. ” sory ya
bang.. baju aku nanti lecek..
mending aku amankan dulu.. ,
apa kata orang besok kalau saya
pulang baju saya lecek semua.
Walau masuk akal.. tapi tetep aja..
saya anggap trik dagang, karena
alasan “takut di boongin” saya
berusaha setenang mungkin,
dan lanjutin nonton bola babak
ke 2. oh iya.. posisi saya dan dia
waktu babak ke 2 mulai .. dia
dengan badan masuk bed cover
dan saya duduk selonjoran dan
kaki diluar bad cover.
asap rokok udah mulai banyak..
dan saya liat dia juga udah gak
nyaman.. saya buka jendela
kamar.. dan ambil parfume h*go
saya dan saya semprot kesekitar
ranjang, dan sedikit saya
semprot ke leher saya. Nah……
sejak parfume saya semprot .. dia
yang mulai gelisah ( geli geli
basah) hahaha….
pertama : dia langsung keluar
dari bad cover.. dan lari ke kamar
mandi..
kedua : setelah balik dari kamar
mandi.. dia senyum manis dan
liat mata saya terus
ketiga : mulai pegang-pegang
tangan saya setiap dia cerita ini
dan itu…
dan saya juga mulai berasa ada
perubahan suasana setelah
wewangian mulai semerbak.
Tiba2 saja si cewe itu bilang ”
bang ‘ boleh ngendus wangi
leher kamu gak? aku paling
seneng tuh sama leher cowo
yang wangi. Saya bilang hehhe..
sama aja kali tapi endus aja..
kalau mau..dan dia spontan
endussss dan hidungnya sampe
nempel dikulit leher saya, tangan
yang satunya peluk kepala saya
dan pegang kuping kiri saya bulu
kuduk saya spontan berdiri geli
(kali ini ga sampai basah :p) dan
tangan saya juga spontan
pegang dadanya dia, saya sama
dia ciuman selama2nya saya
kissing ini adalah yang paling
lama sampe siaran bola abis dan
komentatornya juga abis! saya
masih ciuman sambil berpelukan
tangan saya disekitar dadanya
dia walau cuma diluar tapi udah
tau banget kalau toket
mediumnya dia keras kenyal lah
manstabs pokoknya
Dia yang nge break ciuman,
nuntun tangan saya kearah
kamar mandi.. gak banyak
ngomong.. dia nyalain air di
bathup.. dia masukin segala
sampo dan sabun hotel..buka
baju saya dan celana pendek
saya.. dia juga buka kaos dan g-
string hitam dia.. dan saya
disuruh duluan rebahan .. dan
dia tidur ngebelakangin saya…
elus2 kontol sambil bersih2in
selangkangan saya sampe juga
ke lubang pantat saya.. dan saya
juga sibuk dengan cium leher
belakang dia.. dan 2 tangan saya
udah bekep toked mulusnya dia.
rounde 1 : saya kalah cuma
karena blow job liarnya dia.. ( 10
menit )
rounde 2 : saya kalah setelah
masukin gaya dogie style
disamping bathup… (6 menit
lah..)
round 3 : dia saya gendong.. dan
basah2an keranjang.. , saya
kangkangin dia.. dan saya jimek
(jilatin memek) abiz… ( dia cret
cret setelah jari dan lidah
gabung .. kira2 15 menit )
round 4 : setelah dia klimaks dan
lemas.. saya hajar lagi… dan
tanpa ah dan oh ..tanpa yes dan
no ( sebelah saya ada temen saya
lagi tidur ) dan itu sampe saya
dan dia keringetan abizz 20
menitan.. dan kayaknya saya cret
bareng sama dia.
waktu singapore udah
menunjukan pk. 06.00 pagi,
berita2 di TV mulai rame, dan
posisi saya sama dia..udah tidur
pelukan sambil tarik selimut
seluruh badan. dan temen saya
bangun dari gak sadar kalau ada
wanita putih mulus.. tidur sampe
kaget liat saya senyum2 dan
kasih kode.. ke dia.. minta dia cek
out duluan dan tunggu saya di
lobby hotel.jam 6.30 pagi.. dia
bangun.. dan mandi.. dan dari
dalam kamar mandi dia teriak..
abang.. temennya kemana.. kok
gak ada.. sarapan pagi ya….. dan
saya bilang sama dia.. gak kok..
dia udah cek out dan tunggu di
lobby, gak lama… dia sambil pake
handuk putih keluar dari kamar
mandi, deketin saya yang lagi
duduk ngerokok… sambil ngopi
pagi… dia nunduk dan peluk
saya… dan tongky saya yang
udah lemes di lahap sama dia…
jilat2an dia jadi tambah dasyat..
dia tarik semua selimut,, dan dia
angkat 2 kaki saya.. black lubang
memek saya yang blum sempet
saya cuci lagi.. dibersihin pake
mulutnya dia dan konak lah saya
tanpa kompromi…
Saya pelorotin celana pendek
saya, saya teken kepala dia pas
dia blow job saya lagi… teken
sampe masuk ke pangkal
lehernya dia.. kira2 ada 20 detik
ditahan sama dia.. sampe dia
muntah2 angin.. dan terus
masukin kedalem lagi…. sampe
mentok… dan sekarang dia
berisik nya minta ampun…. teriak
” honey …” yesssssssss darling…..
” abang sayannnggggg,,,, dan
satu yang paling saya inget
banget dari teriakan dia adalah …
i love you abang.. i love you
abang… ( setiap dia ngomong
dengan kata2 itu.. dia cium saya )
rounde : 5 .. saya diatas dan dia
dibawah.. hajar habis2san.. tuker
posisi .. dia diatas dan saya
dibawah.. dan dia goyang parah
banget sampe berasa akar
tongky saya mau kecabut..,
doggie style juga… trus saya
berdiri.. dan kaki dia saya tarik
sampe memeknya ketemu
tongkol kontol..dan saya hajar
lagi abis2an.. dan 5 menit
terakhir… dia nahan sambil
nangis waktu memek indahnya
saya masukin kontol gede…
( pada sesi ini , saya minta masuk
ke lubang pantatnya dia..dan dia
diem aja.. ) dari pelan2 : masuk -
berhenti-masuk berhenti.. sampe
saya bener menghujamkan
lubang vagina nya dia dengan
kontol saya….dan 5 menit
dengan jepitan kenceng begitu
udah pasti bikin keluar mutlak
lah dan cret2 didalem.. gak
sengaja saya keluarin didalem …
dia mukul2 manja..sambil nangis
bilang.. bang sakit banget nih
duhh jalan saya jadi gak enak
ada yang aneh ya sampe dia
peluk2 saya… cium2 saya… belai2
rambut saya… dan tanya ke
saya .. ” abang masih inget nama
saya gak..? ” dan saya jawab
akan saya inget selalu nama
Anidya kalau saya kelak tiba di
singapore lagi. Dia kasih no hp
ke saya karena hp saya mati, dia
tulis dikertas notes yang ada
dikamar hotel.
Kami pun mandi secara
bergantian, nungguin dia
dandan dan dia cuma minta
kenang2an parfume yang dikit
lagi mau abiss punya saya tanpa
minta yang lain2. saya turun
sama dia dan beberapa tatap
mata dari temen2 saya yang
udah nunggu di loby
memperhatikan dengan seksama
dari ujung kaki sampe ujung
rambutya dia dan salah satu dari
mereka bilang ke saya brow,
hokki elu gede bgt yah bisa
mencicipi gadis indonesia di
negeri orang! xixixi ya iya lah gw
gitu lho sob!!! begitulah cerita
dewasa ngentot gadis indonesia
di singapura sunguh cerita yang
sangat mengasikan kisah nyata
seks ini akan saya ingat
sepanjang masa dan kalau ada
duit akan kukejar memeknya lagi
sampai di Singapore.

warnet

Cerita dewasa sex beritkut ini
adalah cerita yang patut anda
simak kisahnya sangat menarik
walaupun yang membuat cerita
dewasa ngentot ini iyalah
seorang pendatang baru yang
suka berimajinasi tapi jangan
salah cerita sex kiriman dari dia
ini adalah kisah nyata walaupun
dia mengakui pemeran dalam
cerita ini dirubah namanya saja!
Kisah ini berawal ketika siang
begitu panasnya dunia, itulah
yang gw rasakan ketika pulang
dari kampus, jalanan yang
dulunya rindang serta sejuk kini
berubah menjadi panas karena
ulah manusia yang menyebabkan
pemanasan global hingga
seluruh dunia begitu panas saat
ini.
Hamper lupa perkenalkan, nama
gw Alessandro, gw pemuda yang
lumayan berkecukupan, masih
kuliah walau umur kini hampir
dua puluh empat tahun dan
memiliki seorang pacar yang
lumayan cantik dan pinter
memuaskan diranjang walaupun
begitu memang kodrat laki-laki
adalah ingin memiliki/merasakan
bermacam-macam rasa dari
wanita, maka gw pun juga masih
suka jajan, ataupun sekedar one
night love dengan wanita yang
bisa gw ajak jalan. Hanya dengan
berbekal motor dari Jepang
inilah gw berjalan pulang dari
kampus gw. Hawa panas kian
terasa di kulit, gw berjalan pelan-
pelan berharap mendapati
sebuah warung makan untuk
sekedar mengisi perut gw yang
kelapan dari pagi hari tadi. Tapi
entah kenapa, tiba-tiba gw malah
berhenti didepan warnet di
pojok perempatan. Warnet
dengan logo speedy yang
terkesan ramai ini membuat gw
penasaran. Gw segera memarkir
motor gw dan masuk kedalam
warnet tersebut. Maka, duduklah
gw dan mulai menari-nari diatas
keyboard. Iseng-iseng melihat
jejaraing sosial dan beberapa
mesin chat gw sambangi
berharap mendapat teman
kenalan baru, atau apalah. Hanya
setengah jam gw berdiam di box
warnet gw, rasa bosan dan
emosi karena lapar membuat gw
segera beranjank dan pergi dari
warnet tersebut.
Diluar udara panas juga masih
tetap aja mendera, gw
membayar parkir dan mulai
memutar motor gw untuk pergi
kembali ke kos-kosan. Tapi saat
akan men-starter motor,
pandangan gw menangkap
sesosok wanita yang gw kenal,
dan diapun juga sepertinya
melihat gw dengan pandangan
ragu-ragu. Gw menghampirinya
dan sontak gw kaget, ternyata
dia adalah teman kuliah gw di
kampus yang dulu. Ya, gw
memang sempat berpindah
kampus, gara-gara masalah
dosen yang pernah gw kerjai
(mungkin akan gw ceritakan laen
waktu).
“Mutia?”, sapa gw mengawali
percakapan, sambil gw ulurkan
tangan untuk menjabat
tangannya.
“Eh, Alessandro…sudah lulus atau
masih kuliah”, jawabnya.
“masih kuliah kok, km apa
kabar”, tanygw basa-basi.
“baik, gw sekarang lagi nyari
kerja ney”, jawab dia sambil
menunjukkan surat lamarannya.
“sudah lulus ya, lu ?”, tanygw
lagi.
“sudah dong, gw kan pinter”,
jawabnya dengan nada
sombong.
“Iya-iya…pinter ngrayu dosen
kan?..hahahah, BTW sendirian aja
ney? G ama pacar”, Tanya gw
sporadic, mirip seperti seorang
front man dalam menembakkan
senapannya.
“iya sendirian aja, gw kan g
kayak lu yang gampang laku, gw
masih High Quality jomblo dong”,
dengan menunjukkan helmnya
yang bertuliskan JOJOBA yang
mungkin artinya adalah jomblo
jomblo bahagia
Pertemuan yang sangat singkat
ini pun harus gw akhiri dengan
alasan gw sudah mulai lapar, dan
seperti biasa jika teman lama
bertemu kembali, gw
menanyakan no hp dan alamat
emailnya, agar kapan-kapan bisa
ngobrol lagi. Dan dia pun
memberikan kedua hal itu tanpa
banyak tanya, karena gw lihat dia
juga sedang buru-buru, di
perjalanan pulangpun gw masih
bisa membayangkan wajah serta
kemolekan dari tubuhnya mutia
yang ternyata baru gw sadarai
bahwa dia jauh lebih cantik dan
menarik dari pada dulu masa-
masa kuliah. Gw kembali ke kos
yang nyaman, dengan membawa
nasi bungkus dan sebotol minum
untuk gw sarapan sekaligus
makan siang. Entah karena
melihat mutia tadi atau
bagaimana, mendadak tubuh gw
bagian bawah mendadak
menjadi panas dan ereksipun tak
tertahankan, gw melihat jam dan
ternyata sudah pukul 13.20
siang. Tanpa piker panjang, gw
segera mengambil HP dan SMS ke
no hp pacar gw. Gw minta dia
untuk ke kos gw dengan alasan
ada film baru untuk gw
tunjukkin. Yah, pacar gw
bernama Rahma adalah seorang
SPG di sebuah Mall, yang sangat
keranjingan untuk menonton
Film. Dan gw lah yang menjadi
korban untuk selalu mencarikan
film baru untuknya. Setengah jam
kemudian, dia datang langsung
memeluk gw sambil mencium
gw (ini adalah ungkapan rutin,
jika gw mengkabari dia, bahwa
gw memiliki koleksi new releases
movie
Lalu dia mengeluarkan laptopnya
dan mulai memilih-milih film dari
HDD eksternal gw. Ada sekitar
4-5 judul film yang dia copy. Dan
biasalah, jika pacar gw ini
sedang memilih-milih film, gw
malah asik memilin-milin putting
nya dari belakang. Sedikit
deskripsi pacar gw, dia
keturunan indo-cina dengan
tinggi 169 cm dan bb 45kg.
Kurus dan tinggi, memang type
gw sebagai pacar. Dia memiliki
payudara yang tergolong kecil,
yah sekitar 32A lah. Tetapi
karena keturunan cina, maka
wajahnya juga seperti
kebanyakan panlok, yang cukup
cantik dan menawan jika sedang
serius. Kembali ke acara memilih-
milih film, eh memilin putingnya,
gw pun setengah meremas
payudaranya dan juga menciumi
tengkuknya. Dan adegan
selanjutnya bisa ditebak, selama
proses meng-copy berlangsung,
dia langsung menindih gw dan
menciumi bibir gw dengan
mesra, entah karena rangsangan
gw, atau karena dia memang
juga sedang horny, tanpa
memperdulikan pintu yang
belum tertutup, gw segera
melepas baju gw dan mulai
mengocok kontol gw
Opstttt bentar sayang, pintunya
masih kebuka tutup dulu ya ntar
ada yang ngintip , potong
Rahma. Dan diapun segera
bangkit untuk mengatur privasi
kita agar tidak ada kecoa yang
ikut nimbrung lagi. Dan setelah
dia menutup pintu kamar gw,
gw segera menerjang dia dan
mulai melepaskan seluruh baju
yang dia kenakan. Prosesnya
cukup ribet, karena dia memakai
baju yang memakai kancing baju
dobel-dobel, serta celana jeans
yang cukup ketat, sehingga sulit
untuk melepasnya. Karena tau
gw sedikit kesulitan, Rahma pun
mendorong tubuh gw ke kasur
dan dia berdiri diatas kasur, dan
tiba-tiba dia menari-nari seperti
layaknya penari lap dance yang
sering ada di bar-bar. Dia mulai
melucuti bajunya satu persatu,
hingga akhirnya dia bugil. Dan
tanpa disuruh, dia langsung
menempelkan memeknnya ke
wajah gw, berharap gw jilat
mungkin. Dan gw pun cepat
tanggap dan mulai mengulum
memek Rahma yang memang
sudah basah. Gw jilati dalam
memeknnya dan gw remas-
remas payudaranya.
oughhhhhhhh….. suara itulah
yang terdengar keluar dari
mulutnya Rahma. Dengan BGM
yang seperti itu, gw pun juga
tidak mau kalah, dan segera
menyuruhnya untuk menjilati
kontol gw. Dan langsung saja
pilihan gaya 69 style menjadi
acara pembuka kami bergumul.
Sekitar 20 menit kami saling
merangsang, dan akhirnya gw
pun berguling untuk
menindihnya dan langsung
tanpa memakai kondom, gw
segera memasukkan kontol gw
ke dalam memek Rahma yang
telah amat sangat basah. Dan
“Bless” kontol gw yang kecil
namun panjang ini segera
menghujam di memek Rahma.
Suara “kecepak-kecepok”
terdengar dari sela-sela memek
Rahma dan kontol gw yang
tengah beradu. Sekitar 15 menit
kami MOT, lalu posisi kami pun
berganti ke WOT (ini adalah
posisi favorite Rahma, karena dia
paling suka untuk menyiksa
libido gw dengan tidak bergerak
dan hanya mengulek kontol gw
saja). dan benar saja, dia hanya
diam dan sesekali bergerak
kekiri dan kekanan serta maju
mundur, yang membuat gw
terpaksa harus ikut juga
bergerak naik-turun. Sekitar 5
menit, Rahma mengejang dan
itulah tanda dia mendapat O
pertama. Setelah dia orgasme,
dia menjadi semakin liar dalam
bergerak. Maju-mundur nya
semakin tidak beraturan dan tak
beberapa lama dia kembali
mendapat O, lalu setelah O yang
ke tiga, dia langsung ambruk dan
menindih gw karena capek. Gw
yang belum merasa akan keluar,
lantas mencium bibir Rahma dan
memeram payudaranya serta
mengocok kontol gw dan
mencoba konsentrasi agar
keluar. Saat onani inilah, tiba-tiba
gw malah kepikiran mutia dan
membayangkan gw
mensetubuhinya…dan selang
beberapa saat gw pun merasa
ingin menyemburkan sperma
gw, dan keluarlah lahar panas
gw ke perut Rahma.
Dan acara selanjutnya setelah
kami beristirahat sebentar,
adalah acara bersih-bersih dan
makan sore, karena pacar gw ini
mulai bekerja jam 4 sore, maka
acara makan pun dimajukan
sperti biasanya kami makan jam
4 sore di salah satu kedai dekat
tempatnya bekerja. Jam 4, gw
mengantar pacar gw ke mall
tempat dia bekerja dan
setelahnya gw kembali ke kos
untuk sekedar istirahat tidur
siang. Saat di kos, gw pun
langsung tiduran dan mencoba
merem
Gw tiba tiba kebangun ketika BB
gw bunyi dan ternyata ada
message dari mutia dan cerita
dewasa sex ngentot akibat
panas dunia akan berlanjut ke
cerita sex saat panas dunia
membawa gw bertemu dengan
mutia dan berakhir di kasur yang
panas dan penuh hasrat seks!

gara-gara perhatian yg lebih dari mertua

Banyak yang bilang bahwa kalau
kita habis makan sesuatu yang
berminyak
lalu tangan kita diusapkan ke
tungkai kaki kita maka kita akan
disayang mertua.
Aku sering melakukannya, tapi
aku nggak yakin kalau hal itu
benar,
sampai suatu hari aku benar-
benar membuktikannya.
Aku dan istriku hidup terpisah
dari mertua, tapi tak jauh, masih
satu
kota. Karena berdua bekerja,
anakku tiap hari kutitipkan pada
mertua
atau neneknya anakku. Pagi
kuantar ke sekolah, siang
dijemput neneknya
dan sorenya sepulang dari kerja
aku jemput anakku dan kubawa
pulang.
Untuk anakku memang
mertuaku adalah neneknya, tapi
jangan berfikir
mertuaku sudah nenek-nenek.
Dia masih cling diusianya yang
memasuki
50-an. Dia sudah janda ditinggal
mati.
Ceritanya begini. Hari itu setelah
nganterin anakku ke sekolah
pagi,
aku sempatkan mampir ke
rumah mertua mau ngasihin
uang sekolah dan uang
jajan anakku seperti biasanya
setiap awal bulan. Hari itu
suasana rumah
sepi, adik-adik iparku sudah
pada pergi kerja dan kuliah. Jadi
hanya
mertuaku, atau biasa kupanggil
Mamih, di rumah. Kuketuk pintu
nggak ada
yang nyahut, tapi waktu pintu
kudorong, tak terkunci jadi aku
langsung
masuk. Karena saking kebelet
kencing, aku langsung menuju
kamar mandi.
Kudorong pintu, terbuka dan
tanpa tengok kiri kanan
langsung
soooooorrrr, enak tenan. Ya
karena kupikir nggak ada orang
dirumah, aku
sudah buka celanaku sebelum
masuk kamar mandi. Eee a laaa
begitu aku
balik kanan mau cuci kontolku
yang sudah nogong dari tadi
nahan
kencing, di depan ku berdiri si
Mamih telanjang hanya dililit
handuk
sebatas dada. Membelalak
matanya menatap kontolku,
sementara akupun
terbelalak menatap bodinya
yang meski sudah umur tapi
maih mulus,
putih. Payudaranya yang seperti
dua buah pepaya
menggelantung,
menyembul tak kuasa tertutup
handuk kami berdua terpana,
tak bergerak,
hanya kontolku yang
mengacung berkejut-kejut
antara mau layu sehabis
kencing dan mau tetap tegar
merespon mataku yang tak
berkedip menatap
susu yang besar menggelayut.
Susu yang besar memang selalu
jadi
idamanku, karena susu istriku
kecil sekepal tanganku.
Entah siapa yang memulai, tiba-
tiba aku sudah mengelus
bundaran di dada
yang kenyal itu, sementara
kontolku juga terasa dielus-elus
lembuuuuutt
sekali. Aku pejamkan mataku
merasakan elusan itu sambil
merasakan pula
kenyalnya daging birahi.
Kuplintir putingnya yang kanan
dengan tangan
kiriku sementara tangan
kananku meremas-remas buah
yang kiri. Kudengar
dia melenguh membuang
nafasnya yang kurasakan
hangat dimukaku. Lalu
kurasakan bibirnya menyentuh
bibirku, mendesakkan lidahnya
yang
kusambut dengan membuka
mulutku. Lidahnya liar
menggapai-gapai atap
mulutku, mengusap-usap
pangkal lidahku,
niiiikkkkkkmmmaaatt banget.
Belum pernah aku berciuman
seperti itu seumur-umur. Aku
coba imbangi
dengan ikut memainkan lidahku,
ternyata lebih nikmat lagi. Pelan-
pelan
dia tarik kontolku, rupanya dia
mengajakku beranjak dari
kamar mandi.
Dibimbingnya tongkatku laksana
seorang buta dituntun dengan
menggandeng
tongkatnya. Dia terus
menciumku tanpa melepasnya
sembari jalan menuju
kamarnya yang tak begitu jauh.
Sesampai di sana direbahkannya
aku,
telentang dan dia di atasku. Kini
tak sehelai benangpun
menutupi
tubuhnya, sementara aku masih
mengenakan baju dan celana
dalam yang
sudah mlorot ke paha. Tangan
kirinya tak lepas dari kontolku,
mengurut-urutnya sampai-
sampai aku merasakan hampir
bobol pertahanku,
karena merasakan sesuatu yang
lain dari biasanya. Tangan
kanannya mulai
membuka kancing-kancing
bajuku, sambil mulutnya terus
bertengger di
mulutku, berperang lidah.
Terbuka sudah seluruh tubuhku
kecuali
cancutku yang kini tengah
diplorotin. Dia turun ke arah
selangkanganku,
membelai-belai kontolku yang
kian menegang, terlihat
mengkilat helemnya
dengan setitik cairan bening di
lubangnya.
Tak kusangka, dia mau meloco
kemaluanku. Dijilati bagian
bawah batangku
benar2 enak, sementara
tangannya tak henti-hentinya
mengusap-usap
lembut buah pelirku yang penuh
jembut lebat. Dan,
“aaaaaakkkkkhhhh,
Miiiiiiihhhh” hanya itu yang bisa
kulenguhkan. Kini
dimasukkannya
batangku seluruhnya. Entah
sedalam apa mulutnya kok bisa
menampung
batang kontolku yang lebih dari
12 cm. Istriku kadang suka
mengeluh
sakit kalau buru-buru
kumasukkan basokaku ke
memeknya yang baru mulai
basah. Dia bilang basokaku
gedhe banget. Temenku juga
pernah bilang
begitu waktu kita mandi sama-
sama sehabis berenang: “Ris,
kontolmu gede
amat sih”. Memang kontolku
unik, sebenarnya yang gede
hanya kepalanya,
garis tengahnya sebesar pantat
gelas plastik Aqua, tapi
batangnya ke
pangkal mengecil sampai
sebesar pipa pralon ukuran ?.
Dilumati terus dengan berbagai
teknik yang sulit digambarkan,
aku nggak
tahan juga. Kujambaki rambut si
Mamih sambil melenguh, “Miiiih,
akkkkuuu mmmmaaaauuuu
kelllllluaarrrrr”. “Keluarin
ajahhhh, biar ku
telllleeenn.” Hiiiii, apa nggak jijik
mmmmmiiiiihhh” “Nggggaaaaa,
buat awet mudaaaaa,
pittttttaaaaammmmiiinnn.
Sambil melenguh keras
kusemburkan air mani yang
sudah mendesak-desak dari
tadi, beberapa kali
semburan. Lima-enam kali
semprotan maniku semua
nyembur di dalam mulut
Mamih, tak setetespun keluar.
Kudengar suara menelan,
“Glleeecck
glllekk”. Lalu terus dijilati kepala
kontolku sampai bersih dan
mengkilat lagi. Gellii banget,
kalau habis keluar dipegang
apalagi
dijilati. “Eeeeeeuuuuuhhhhh”
Akupun menggelosor kecapaian.
Plong banget
rasanya dada ini setelah hampir
setengah jam dipacu. Lama juga
permainannya. Kupikir usai
sudah permainan, eeeh nggak
tahunya dia
nggak juga nglepasin kontolku.
Terus saja dijilati, diloco,
dikocok-kocok, sambil dia
membalikkan tubuhnya.
Diarahkannya pantatnya
ke arahku, dia masih di atasku
jadi sekarang wajahku tepat di
bawah
memeknya. Seumur-umur pula
aku belum pernah menjilat
memek, tapi entah
kenapa saat itu dengan serta
merta kupegang pantatnya yang
ternyata
masih padat, kuturunkan sedikit
sehingga memeknya dapat
kuraih dengan
mulut dan lidahku. Kujilati bibir
memeknya, kucucrup itilnya
yang cukup
besar yang sembunyi dibalik
selaput tertutup jembut yang tak
begitu
tebal. Kumakan memeknya
sebisaku, kupraktekkan hasil
dari nonton BF
selama ini. Dan ternyata,
kurasakan memeknya
membanjir meleleh ke ujung
hidungku. Baunya asem-asem
sedep. Ini barangkali yang kata
temen-temen,
bau comberan rasa duren. Aneh
juga seih, kenapa bau yang
mestinya nggak
sedep ini kok tercium sedep
juga, bahkan kini aku semakin
geram
mencucrupi memeknya.
Kutusuk-tusukkan lidahku ke
lubang memeknya yang
makin berlendir. Aku sudah tak
mikirin lagi kontolku lagi diapain
karena saking asiknya bermain
dengan memeknya yang makin
lama makin
mengasyikkan. Tiba-tiba,
kurasakan asin memuncrat ke
lidahku dan
kudengar dia mengerang
seperti kesakitan: “Riiiiiiiisssss,
akkkkkkuuuuuuu???.” Dan
hhheeeeggg memek dan
pantatnya yang besar
menjatuhi mukaku, menutupi
seluruh wajahku membuatku
nggak bisa
bernafas. Ku dorong ke
samping, lantas dia menggeser
badannya dan
berbalik, lalu menciumiku
sertubi-tubi. “Riiissss,
eennnakkkk sekalli,
udah lama Mamih nggak
ngerasain yang begini.” Iya
Mihh, aku juga baru
kali ini ngrasain enaknya diloco,
mau nggak Mamiih ngloco lagi
lain
kali” “Mau dong. Kamu mau
nggak ngrasain sesuatu yang
belum pernah kamu
rasakan selama ngewe” ” Apa
itu Miih?” “Ayo lah, masukin
kontolmu ke
memekku, kamu pasti ketagihan
nanti.”
Dan permainan pun belum juga
usai. Dia telentang
mengangkangkan
kakinya. Kulihat lubang
memeknya yang basah kuyup,
dilap dengan celana
dalamku, dan kini agak kering
lembab. Dituntunnya kontolku
memasuki gua
gelap nan lembab. Bllleeeeeesss,
nggak ada kesulitan karena
sudah
berlendir, dan rudalku juga
sudah mulai ngaceng lagi
setelah diloco
bermenit-menit. Aku memang
merasakan sesuatu yang lain.
Memeknya terasa
bergerigi, seperti ada jonjot-
jonjot di dinding-dindingnya.
Memek
istriku nggak seperti ini rasanya.
Aku bener-bener nggak tahan.
Daripada nyembur sebelum
waktunya, lebih baik kutahan
saja, jadi
kubiarkan kontolku diam dijepit
memeknya yang masih tetap
kencang meski
sudah melahirkan enam kali.
“Miiiih, akkuu nggakkk tahaann.
Memek Mamih
ennnakkk baangeett. Kayaa ada
pasirnyaaa” Dia tersenyum
penuh arti
“Riiiisss, ittu belum seberapa.
Kamu diaaamm saajaa, biiar
kugoyang
yyaahhh”. Benar saja, kontolku
yang ? tegang dikilir kiri kanan
ke atas
ke bawah. Benar2 profesional.
Terkadang kurasakan kontolku
seperti
ditolak, didorong keluar, tapi
belum sempat keluar gua,
kurasakan
kepalanya disedot, keras sekali.
Meskipun aku diam saja, tapi
kontolku
serasa disedot, ditiup, diplintir,
ngilu-ngilu enaaaakkk sekali.
Aku
tak tahan, kugenjot juga
akhirnya, pelan-pelan kutarik,
kubenamkan lagi
maju mundur. Dan sensasi yang
kurasakan semakin tak
terlukiskan
manakala kutarik keluar, tapi
dari dalam memeknya kontolku
disedotnya
habis-habisan. Entah gimana
caranya dia punya memek bisa
seperti
mengulum-ngulum batang dan
kepala kontolku. Inikah yang
disebut empot
ayam?
Makin lama kupompa, rupanya
diapun sedang menikmati
pompaanku, buktinya
kulihat wajahnya merah
meranum dan matanya
meredup-redup. Lalu
tiba-tiba dia goyangkan
pantatnya keras-keras kiri-
kanan-kiri-kanan,
diangkat tinggi-tinggi sambil
melenguh “Riiiisssss, tekeeeen
yaaaaaang
kerrrraaaasssss?.. aaakkuuu
mmmaaaauuuu
keeelluuuaaaar?.. ayyyoooo
kkaaaamu jugaaaa
barreeeennng biiiiaarrr
taaaahhhuuu apppaaa
yaaanggg
mmmmaaaaammmiiih
bilaaaanng taaaadddddiiiiii”.
Kutekankan keras-keras
rudalku, daleeeeem sekali,
sambil kupegang pantatnya,
dua-duanya
kuratik mendekat ke pangkal
kontolku. Serasa kontolku
amblas masuk
memeknya sampai sa peler-
pelernya, daannnn
“Miiiiiihhhhhh akkkkku
kelllluaaarrrrrrrr” “Akkkuuuuuu
juggggaaaa” ?.. sesaat
kurasakan
dinding2 memeknya berdenyut-
denyut keras sekali tapi
berirama, dan pada
saat itu pula aku semburkan isi
pelirnya. Serasa diperas-peras
sampai
pol-polan nggak tersisa
sedikitpun di dalam tandonnya.
Sementara
semprotan maniku sudah
selesai, kontolku masih
merasakan
denyutan-denyutan memeknya.
Hebat benar Mamihku ini. Sudah
keluar juga
masih mendenyut atau mungkin
keluarnya panjang karena
bersamaan dengan
itu lalu kurasakan semburan
hangat ke kepala kontolku yang
masih
tertanam dalam sekali di gua
birahinya.
“uuuuuuuuhhhhhhhhhhhhh
eeehhhhh, uuuuhhhhh” hanya
itu suara yang keluar dari
mulutnya. Matanya
memejam, tapi kedua tangannya
masih mencengkeram pantatku
seolah-olah
aku nggak boleh
mengangkatnya. Lalu kami
berduapun terdiam sejenak.
Diciuminya mukaku, dijilati pipi
dan telingaku, turun ke dagu,
leher
dan putting susuku kiri kanan.
Ooooohh nikmatnya. Baru kali
ini aku merasa
bener-bener puas kontolku.
Sebuah pengalaman baru.
Ternyata makin tua,
perempuan bukan makin tak
enak seperti yang selama ini
terpatri di
benakku dan mungkin juga
benak setiap lelaki, sehingga
khayalannya
hanya ingin mencari dan ngewe
sama perempuan2 muda dan
anak-anak ABG.
Terbukti kini bahwa
pengalaman adalah segala-
galanya. Meski mungkin
memek sudah kendor, longgar
tapi teknik makin canggih, jadi
rasanya
lebih gurih.
Kuciumi pula wajahnya, bibirnya,
dagunya, lehernya dan akhirnya
putting
susunya. “Miiiihhh, gimana sih
rasanya dijepit pakai susu”
“Besok
datang lagi yaa, ntar Mamih jepit
rudalmu. Pantesan si Ita (istriku)
lengket banget sama kamu,
rupanya kontolmu istimewa.
Bagi-bagi terus
sama Mamih ya biar Mamih
panjang umur, makin sayang
sama kamu, sama
anakmu. Nanti Mamih sediain
jamu biar kamu tetep seger,
tambah kuat.
Malem buat Ita, pagi buat
Mamiih yaah” Tingkahnya
macam ABG lagi
pacaran saja, menggeleyot
menuntunku ke kamar mandi.
Akupun dimandiin.
“Miiih, nanti si Ita dikasih
resepnya, biar kelak tuanya
kayak Mamih,
jadi awet muda terus. Tapi akan
aku awasi habis-habisan,
jangan-jangan
mantuku yang ngrasain” “Hussh,
nggak boleh, cukup Mamih saja”
Sampai saat ini hubungan ini
terus berlanjut, dan kehidupan
rumah tanggaku semakin
bahagia.

janda agresif

Peristiwa itu bermula ketika aku
berkeinginan untuk mencari
tempat kos-kosan di Surabaya.
Pada saat itu, pencarian tempat
kost-kostan ternyata
membuahkan hasil. Setelah aku
menetap di tempat kost-kostan
yang baru, aku berkenalan
dengan seorang wanita, sebut
saja namanya Varia. Usia Varia
saat itu baru menginjak 30
tahun dengan status janda
Tionghoa beranak satu.
Perkenalanku semakin berlanjut.
Pada saat itu, aku baru saja
habis mandi sore. Aku melihat
Varia sedang duduk-duduk di
kamarnya sambil nonton TV.
Kebetulan, kamarku dan
kamarnya bersebelahan.
Sehingga memudahkanku untuk
mengetahui apa yang
diperbuatnya di kamarnya.
Dengan hanya mengenakan
handuk, aku mencoba
menggoda Varia. Dengan
terkejut ia lalu meladeni olok-
olokanku. Aku semakin berani
mengolok-oloknya. Akhirnya ia
mengejarku. Aku pura-pura
berusaha mengelak dan
mencoba masuk ke kamarku.
Eh.. ternyata dia tidak
menghentikan niatnya untuk
memukulku dan ikut masuk ke
kamarku.
“Awas kau.. entar kuperkosa
baru tahu..” gertaknya.
“Coba kalau berani..” tantangku
penuh harap.
Aku menatap matanya, kulihat,
ada kerinduan yang selama ini
terpendam, oleh jamahan lelaki.
Kemudian, tanpa dikomando ia
menutup kamarku. Aku yang
sebenarnya juga menahan
gairah tidak membuang-buang
kesempatan itu.
Aku meraih tangannya, Varia
tidak menolak. Kemudian kami
sama-sama berpagutan bibir.
Ternyata, wanita cantik ini
sangat agresif. Belum lagi aku
mampu berbuat lebih banyak,
ternyata ia menyambar handuk
yang kukenakan. Ia terkejut
ketika melihat kejantananku
sudah setengah berdiri. Tanpa
basa-basi, ia menyambar
kejantananku serta meremas-
remasnya.
“Oh.. ennaakk.. terussh..”
desisanku ternyata
mengundang gairahnya untuk
berbuat lebih jauh. Tiba-tiba ia
berjongkok, serta melumat
kepala kontolku.
“Uf.. Sshh.. Auhh.. Nikmmaat..” Ia
sangat mahir seperti tidak
memberikan kesempatan
kepada untuk berbuat tanya.
Dengan semangat, ia terus
mengulum dan mengocok
kontolku. Aku terus dibuai
dengan sejuta kenikmatan.
Sambil terus mengocok,
mulutnya terus melumat dan
memaju-mundurkan kepalanya.
“Oh.. aduhh..” teriakku
kenikmatan.
Akhirnya hampir 10 menit aku
merasakan ada sesuatu yang
mendesak hendak keluar dari
kontolku.
“Oh.. tahann.. sshh. Uh.. aku mau
kkeluaar.. Oh..”
Dengan seketika muncratlah air
maniku ke dalam mulutnya.
Sambil terus mencok dan
mengulum kepala kontolku,
Varia berusaha membersihkan
segala mani yang masih tersisa.
Aku merasakan nikmat yang luar
biasa. Varia tersenyum. Lalu aku
mencium bibirnya. Kami
berciuman kembali. Lidahnya
terus dimasukkan ke dalam
mulutku. Aku sambut dengan
mengulum dan menghisap
lidahnya.
Perlahan-lahan kejantananku
bangkit kembali. Kemudian,
tanpa kuminta, Varia
melepaskan seluruh pakaiannya
termasuk bra dan CDnya. Mataku
tak berkedip. Buah dadanya
yang montok berwarna putih
mulus dengan puting yang
kemerahan terasa menantang
untuk kulumat. Kuremas-remas
lembut payudaranya yang
semakin bengkak.
“Ohh.. Teruss Ted.. Teruss..”
desahnya.
Kuhisap-hisap pentilnya yang
mengeras, semnetara tangan
kiriku menelusuri pangkal
pahanya. Akhirnya aku berhasil
meraih belahan yang berada di
celah-celah pahanya. Tanganku
mengesek-geseknya. Desahan
kenikmatan semakin melenguh
dari mulutnya. Kemudian
ciumanku beralih ke perut dan
terus ke bawah pusar. Aku
membaringkan tubuhnya ke
kasur. Tanpa dikomando,
kusibakkan pahanya. Aku
melihat vaginanya berwarna
merah muda dengan rumput-
hitam yang tidak begitu tebal.
Dengan penuh nafsu, aku
menciumi memeknya dan kujilati
seluruh bibir kemaluannya.
“Oh.. teruss.. Ted.. Aduhh..
Nikmat..”
Aku terus mempermainkan
klitorisnya yang lumayan besar.
Seperti orang yang sedang
mengecup bibir, bibirku
merapat dibelahan vaginanya
dan kumainkan lidahku yang
terus berputar-putar di
kelentitnya seperti ular cobra.
“Ted.. oh.. teruss sayangg.. Oh..
Hhh.”
Desis kenikmatan yang keluar
dari mulutnya, semakin
membuatku bersemangat.
Kusibakkan bibir kemaluannya
tanpa menghentikkan lidah dan
sedotanku beraksi.
“Srucuup-srucuup.. oh.. Nikmat..
Teruss.. Teruss..” teriakannya
semakin merintih.
Tiba-tiba ia menekankan
kepalaku ke memeknya, kuhisap
kuat lubang memeknya. Ia
mengangkat pinggul, cairan
lendir yang keluar dari
memeknya semakin banyak.
“Aduhh.. Akku.. keluuaarr.. Oh..
Oh.. Croot.. Croot.”
Ternyata Varia mengalami
orgasme yang dahsyat.
Sebagaimana yang ia lakukan
kepadaku, aku juga tidak
menghentikan hisapan serta
jilatan lidahku dari memeknya.
Aku menelan semua cairan yang
kelyuar dari memeknya. Terasa
sedikit asin tapi nikmat.
Varia masih menikmati
orgasmenya, dengan spontan,
aku memasukkan kontolku ke
dalam memeknya yang basah.
Bless..
“Oh.. enakk..”
Tanpa mengalami hambatan,
kontolku terus menerjang ke
dalam lembutnya vagina Varia.
“Oh.. Variaa.. sayang.. enakk.”
Batang kontolku sepeti dipilin-
pilin. Varia yang mulai bergairah
kembali terus menggoyangkan
pinggulnya.
“Oh.. Ted.. Terus.. Sayang..
Mmhhss..”
Kontolku kuhujamkan lagi lebih
dalam. Sekitar 15 menit aku
menindih Varia.. Lalu ia meminta
agar aku berada di bawah.
“Kamu di bawah ya, sayang..”
bisiknya penuh nikmat.
Aku hanya pasra. Tanpa
melepaskan hujaman kontolku
dari memeknya, kami merobah
posisi. Dengan semangat
menggelora, kontolku terus
digoyangnya. Varia dengan
hentakan pinggulnya yang maju-
mundur semakin
menenggelamkan kontolku ke
liang memeknya.
“Oh.. Remas dadaku.. Sayaangg.
Terus.. Oh.. Au.. Sayang enakk..”
erangan kenikmatan terus
memancar dari mulutnya.
“Oh.. Varia.. terus goyang
sayang..” teriakku memancing
nafsunya.
Benar saja. Kira-kira 15 menit
kemudian goyang pinggulnya
semakin dipercepat. Sembari
pinggulnya bergoyang,
tangannya menekan kuat ke
arah dadaku. Aku
mengimbanginya dengan
menaikkan pinggulku agar
kontolku menghujam lebih
dalam.
“Tedii.. Ah.. aku.. Keluuaarr,
sayang.. Oh..”
Ternyata Varia telah mencapai
orgasme yang kedua. Aku
semakin mencoba mengayuh
kembali lebih cepat. Karena
sepertinya otot kemaluanku
sudah dijalari rasa nikmat ingin
menyemburkan sperma.
Kemudian aku membalikkan
tubuh Varia, sehingga posisinya
di bawah. Aku menganjal
pinggulnya dengan bantal. Aku
memutar-mutarkan pinggulku
seperti irama goyang dangdut.
“Oh.. Varia.. Nikmatnya.. Aku
keluuarr..”
Crott.. Crott.. Tttcrott.
Aku tidak kuat lagi
mempertahankan sepermaku..
Dan langsung saja memenuhi
liang vagina Varia.
“Oh.. Ted.. kau begitu perkasa.”
Telah lama aku menantikan hal
ini. Ujarnya sembari tangannya
terus mengelus punggungku
yang masih merasakan
kenikmatan karena, Varia
memainkan otot kemaluannya
untuk meremas-remas kontolku.
Kemudian, tanpa kukomando,
Varia berusaha mencabut
kontolku yang tampak mengkilat
karena cairan spermaku dan
cairan memeknya. Dengan posisi
69, kemudian ia meneduhi aku
dan langsung mulutnya
bergerak ke kepala kontolku
yang sudah mulai layu. Aku
memandangi lobang memeknya.
Varia terus mengulum dan
memainkan lidahnya di leher
dan kepala kontolku. Tangan
kanannya terus mengocok-
ngocok batang kontolku.
Sesekali ia menghisap dengan
keras lobang kontolku. Aku
merasa nikmat dan geli.
“Ohh.. Varia.. Geli..” desahku lirih.
Namun Varia tidak peduli. Ia
terus mengecup, mengulum dan
mengocok-ngocok kontolku.
Aku tidak tinggal diam, cairan
rangsangan yang keluar dari
vagina varia membuatku
bergairah kembali. Aku
kemudian mengecup dan
menjilati lobang memeknya.
Kelentitnya yang berada di
sebelah atas tidak pernah aku
lepaskan dari jilatan lidahku. Aku
menempelkan bibirku dikelentit
itu.
“Oh.. Ted.. nikmat.. ya.. Oh..”
desisnya.
Varia menghentikan sejenak
aksinya karena tidak kuat
menahan kenikmatan yang
kuberikan.
“Oh.. Terus.. Sss.” desahnya
sembari kepalanya berdiri tegak.
Kini mememeknya memenuhi
mulutku. Ia menggerak-
gerakkan pinggulnya.
“Ohh.. Yaahh. Teruss.. Oh..
Ooohh” aku menyedot kuat
lobang vaginanya.
“Ted.. Akukk ohh.. Keluuaarra..
Ssshhss..”
Ia menghentikan gerakannya,
tapi aku terus menyedot-nyedot
lobang memeknya dan hampir
senmua cairan yang keuar
masuk kemulutku. Kemudian
dengan sisa-sisa tenaganya,
kontolku kembali menjadi
sasaran mulutnya. Aku sangat
suka sekali dan menikmatinya.
Kuakui, Varia merupakan wanita
yang sangat pintar
membahagiakan pasangannya.
Varia terus menghisap dan
menyedoti kontolku sembari
mengocok-ngocoknya. Aku
merasakan nikmat yang tiada
tara.
“Oh.. Varia.. Teruss.. Teruss..”
rintihku menahan sejuta
kenikmatan. Varia terus
mempercepat gerakan
kepalanya.
“Au.. Varia.. Aku.. Keluuarr.. Oh..”
Croott.. Croott.. Croot..
Maniku tumpah ke dalam
mulutnya. Sementara varia
seakan tidak merelakan
setetespun air maniku meleleh
keluar.
“Terimakasih sayang..” ucapku..
Aku merasa puas.. Ia mengecup
bibirku.
“Ted.. mungkinkah selamanya
kita bisa seperti ini. Aku sangat
puas dengan pelayananmu. Aku
tidak ingin perbuatan ini kau
lakukan dengan wanita lain. Aku
sangat puas. Biarlah aku saja
yang menerima kepuasan ini.”
Aku hanya terdiam.
Sejak saat itu, aku sering
meniduri di kamarnya, selalu
dalam keadaan telanjang bulat,
terkadang dia juga tidur di
dalam kamar kostku, tentu saja
dengan mengendap-endap.
Terkadang, kami tidur saling
tumpang tindih, membentuk
posisi 69, aku tertidur dengan
menghirup aroma segar
kemaluannya, sedangkan Varia
mengulum penisku. Di kala pagi,
penisku selalu ereksi, diemut-
emutnya penisku yang ereksi itu,
sementara aku dengan cueknya
tetap tidur sambil menikmati
oralnya, terkadang aku jilat
kemaluannya karena gemas.